Jika anda sedang mencari kamus kompetensi managerial yang disusun oleh Spencer&Spencer dalam bukunya yang berjudul competence at work (1993), biasanya yang didapatkan adalah yang berbahasa inggris. Namun jika anda ingin mendapatkan dalam bahasa Indonesia terbilang susah. Pembahasan berkaitan dengan kompetensi sudah pernah di bahas. Dimana kompetensi ada dua jenis, yang pertama adalah kompetensi teknikal dan kompetensi managerial. Di dalam pekerjaan kedua kompetensi tersebut dibutuhkan untuk menjalankan tugas yang diberikan. Kompetensi teknikal berkaitan dengan teknis pekerjaan dan kompetensi managerial berkaitan dengan managerial pekerjaan. Teknikal lebih spesifik karena sangat banyak jenis pekerjaan. Oleh karena itu sangat jarang yang ada yang share berkaitan dengan kompetensi teknikal. Ini biasanya di kembangkan oleh internal perusahaan dan untuk menyusunnya pun membutuhkan waktu yang lama. Apa lagi kalau sampai membuat alat ukurnya. Karena kompetensi tidak akan bunyi kalau tidak menjadi sebuah alat ukur. Sedangkan untuk kompetensi managerial banyak tokoh yang membahasnya, namun disini saya hanya akan membahas yang ditulis oleh Spencer & Spencer.
Kamus kompetensi managerial oleh Spencer ada 20 kompetensi. Di dalam kompetensi memiliki level-level yang menunjukkan perbedaan kompetensi. Tunggu dulu barangkali ada yang masih bertanya, apa gunanya kamus kompetensi, jadi masing-masing perusahaan memiliki direktori jabatan, dan masing-masing jabatan memiliki masing-masing kompetensi, baik teknis maupun managerial. Jika anda akan menduduki jabatan tersebut maka harus memenuhi kriteria yang disusun oleh perusahaan. Dan sebaliknya pula perusahaan/organisasi memiliki kewajiban untuk memenuhi kompetensi karyawan untuk menduduki jabatan ini atau untuk menyiapkan jabatan tersebut. Untuk mengetahui level kompetensi haruslah ada yang namanya assessment. Assessment merupakan pengukuran terhadap level kompetensi. Sebagai salah satu contoh untuk mengukur kompetensi managerial adalah dengan menggunakan metode assessment center. Berbeda dengan tes psikometrik yang bertujuan untuk mengukur potensi. Kalau assessment center adalah mengukur kompetensi. Itulah kenapa di perusahaan adalah bagian assessment atau ada organization development, yang menyiapkan SDM terpenuhi kompetensinya. Organization development pada prinsipnya adalah yang menyusun program, sedangkan untuk yang melaksanakan adalah semua elemen organisasi baik atasannya langsung ataupun MOR (Manager Once Removed) nya.

Balik lagi yang berkaitan dengan 20 kamus kompetensi Spencer, dimana sebagai berikut:
1. Achievement and order
2. Initiative
3. Concern to order
4. Information seeking
5. Customer service orientation
6. Interpersonal understanding
7. Relation building
8. Organizational awareness
9. Impact and influence
10. Development other
11. Relation building
12. Organizational commitment
13. Flexibility
14. Self confidence
15. Expertise
16. Conceptual thinking
17. Analytical thinking
18. Team Leadership
19. Team work
20. Self control
Memang banyak kompetensi kalau menurut Spencer ini, namun kalau beberapa perusahaan menggunakan yang lebih simple untuk kompetensinya. Yakni sebagai berikut:
1. Analytical thinking
2. Decision making
3. Planning and organization
4. Relation building
5. Customer service orientation
6. Team leadership
Dari ke-20 tersebut jika disarikan bisa menjadi 6, sebagaimana yang saya sebutkan. Kelemahan jika menggunakan banyak kompetensi maka akan lebih menyulitkan untuk membuat alat ukurnya. Jika dirasa 6 kompetensi ini sudah bisa mencakup maka dapat digunakan.
Pertanyaannya adalah bagaimana cara membuat alat ukur untuk kompetensi managerial ini? Jika anda sedang mengerjakan project ini maka yang beberapa tips dibawah barangkali akan anda butuhkan. Untuk membuat alat ukur yang pertama harus dikuasai adalah kemampuan membuat alat ukur, di Jurusan psikologi ada mata kuliah yang namanya kalau tidak salah Psikometri, yang salah satu tugasnya adalah membuat alat ukur berdasarkan teori yang ada. Dari teori ini nanti di breakdown menjadi definisi operational dan kemudian akan menjadi aspek-aspek psikologis (kalau tidak salah).
Dari sinilah nantinya akan menjadi sebuah pertanyaan baik itu yang bersikap terbuka atau tertutup. Jika konteksnya kompetensi, maka yang disiapkan adalah keseluruhan level kompetensi jabatan kemudian membuat stimulasi yang nantinya akan membidik satu atau dua atau tiga kompetensi. Stimulasi ini banyak macamnya dalam assessment misalnya case study, in basket ataupun yang lainnya. Case study atau in basket ini harus anda susun sendiri karena setiap organisasi memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Enaknya untuk penyusunan alat ukur ini tersendiri saja ya, biar lebih detail.




Bagi Anda yang berminat belajar Manajemen SDM dan HRD
Join Halaman Telegram Komunitas Young HRD Indonesia