Diberdayakan oleh Blogger.
Dapatkan GRATIS EBOOK tentang Manajemen Sumber Daya Manusia, HRD, Human Capital, Leadership, Public Speaking & Ilmu Pengembangan Diri

Bergabunglah dengan Ribuan Sahabat HRD & Leader Pembelajar lainnya :

Grup Telegram Komunitas Young HRD Indonesia
Youtube Channel Komunitas Young HRD Indonesia
Halaman Facebook Komunitas HRD Indonesia



Mau Presentasi Sehebat Trainer ?

Mau Presentasi Sehebat Trainer ?
Info Detail KLIK Gambar

Kamis, 26 November 2015

3 C DALAM PRESENTASI


Sekali lagi, saya ingin bicara tentang ketrampilan presentasi.
Banyak teori tentang presentation skill, dari yang bahasannya pendek dan singkat-singkat saja, sampai dengan yang bahasannya berpanjang-panjang lebar. Saya sendiri lebih suka mengaitkan presentasi dengan Teori 3 C.
Apa itu 3 C ?
3 C singkatan dari Content, Competence, dan Context.
Kita mulai dari content. Content adalah isi materi. Content bicara tentang APA yang mau kita sampaikan. Tema, sub tema, ruang lingkup, dan batasan pembahasan adalah bagian dari content.
Dalam presentasi, kita harus berani melakukan batasan terhadap tema yang kita bicarakan. Batasan membuat kita menyampaikan materi dalam porsi yang pas, tidak terlalu sedikit ( sehingga gak bisa ngomong karena bingung... :p ), juga tidak terlalu banyak ( misal: diminta bicara 10 menit, jadinya 30 menit... ).
Content juga bicara APA tujuan kita memberikan presentasi, apakah hanya sekedar sharing, menyampaikan pengetahuan, atau memberikan inspirasi ke orang lain ( So, sebelum bicara luangkan waktu untuk benar-benar memikirkan APA tujuan kita memberikan presentasi.... )
Dari sisi Content juga bisa terungkap apakah seorang presenter sungguh-sungguh menguasai materinya, atau hanya sekedar setengah-setengah menguasainya.
Yang jelas, presentasi tidak sekedar bicara di depan umum, tetapi juga bicara dengan penguasaan content yang tinggi.
Begitulah tentang content. .
Lalu, apa itu Competence ? Apa bedanya Content dengan Competence ?
Ibaratnya belajar bela diri, content itu tenaga, competence itu jurus-jurusnya. Lebih penting mana content dengan competence ? Menurut saya, dua-duanya penting sih. Punya tenaga gak punya jurus, gak bisa berbuat banyak. Punya jurus gak punya tenaga, jadinya kurang nonjok juga.
Competence adalah kemampuan kita untuk men-deliver sebuah materi. 

Delivery materi ini bisa macam-macam bentuknya. Bisa story telling, lecturing, curhat, ngobrol biasa, fasilitasi diskusi, membahas studi kasus, dsb.
Kalo cuma begitu gampang dong ?
Yah, bisa gampang, bisa enggak. 
Maksudnya, kita harus tahu persis mana materi yang bisa di-deliver dengan story telling, dan mana yang bisa di-deliver dengan  lecturing, dll. Jadi, sebelum presentasi kita harus memastikan dengan cara apa materi ini akan disampaikan.
Pastinya, sama dengan ahli beladiri, semakin banyak jurus yg dia kuasai dia akan semakin "sakti". Bagi presenter, semakin banyak kemampuan delivery yg dia kuasai dia akan semakin "sakti". 
Dalam hal yg lebih "sederhana", competence meliputi juga postur tubuh presenter saat bicara, kostum yg dipakai, keras tidaknya suara, semangat tidaknya presenter, dll.
C yang ketiga adalah Context.
Masih dengan ilustrasi ahli beladiri, selain kudu kuat di tenaga ( Content ), dan jago di jurus ( Competence ), seorang ahli beladiri harus cepat membaca situasi dan lawan yang dihadapi. Kalo lawan tubuhnya kecil, bisa langsung ditendang atau ditonjok. Tapi kalo lawan badan dan tenaganya lebih gede, pastinya lebih cocok buat dibanting. Memaksakan untuk adu tenaga akan sia-sia, bisa-bisa malah mendatangkan nestapa...
Begitulah kira-kira Context.
Kemampuan untuk "membaca" dan "menghubungkan", bahkan "menghubung-hubungkan" antara diri kita sebagai presenter, audiens, materi yang kita sampaikan dan situasi di sekitarnya. 
3  C, Content, Competence, dan Context, bisa membantu kita membuat presentasi yang hebat !




Kamis, 12 November 2015

Kuesioner Karyawan

Employee Insight Index

Survey ini bertujuan mengetahui pendapat rekan-rekan mengenai persepsi rekan-rekan 
terhadap diri sendiri – kolega – organisasi

Berikan angka: persis seperti angka di sekolah
1 Sangat tidak setuju
2
3
4
5
6 Pas-pasan
7
8
9
10 Sangat SETUJU
    •  

Budaya Perusahaan Kelas Dunia : Budaya TODE XL Axiata


sumber : http://jamilazzaini.com/budaya-perusahaan-kelas-dunia/

“Budaya T.O.D.E = Taking ownership, Outside-in, Demanding, dan End to end. Budaya perusahaan kelas dunia..” Jamil Azzaini’s quote
Semua perusahaan besar dan ternama ternyata sangat peduli terhadap budaya perusahaan. Bukan hanya dibuat tetapi mereka “habis-habisan” mensosialisasikan nilai-nilai yang ingin ditanamkan di semua stakeholder perusahaan. Asyiknya buat saya adalah, nilai-nilai perusahaan itu bisa juga saya terapkan dalam kehidupan pribadi.
Contohnya XL Axiata. Perusahaan tersebut memiliki budaya kerja “memberikan pengalaman pelanggan yang terbaik”. Untuk mewujudkannya, mereka menerapkan perilaku kerja TODE, kependekan dari Taking ownership, Outside-in, Demanding, dan End to end.
Perilaku kerja itu sejatinya bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, tentunya dengan berbagai modifikasi. Taking ownership bisa kita terjemahkan jadilah orang yang berani mengambil tanggungjawab. Milikilah nyali untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan besar, tak hanya sibuk dengan rutinitas yang mematikan kreativitas.
Outside-in bermakna dengarkanlah pendapat para ahli dan guru-guru kehidupan. Mereka terbiasa melihat segala sesuatu dari perspektif yang lebih luas (helicopter view) sementara kita lebih banyak menggunakan “kacamata kuda”. Dengarkanlah juga suara hati orang-orang yang kita cintai. Apakah mereka bahagia? Apakah mereka bangga dengan kita? Tanyakan, jangan terlalu sibuk dengan perasaan dan tafsiran ego pribadi.
Demanding itu berarti terbiasa menetapkan standar yang tinggi. Hidup ini tak cukup asal melakukan yang baik-baik. Kita harus terbiasa melakukan yang baik-baik dengan cara terbaik. Kerja tak asal kerja, bisnis tak asal bisnis, ibadah tak asal ibadah, berkeluarga tak asal berkeluarga. Semua harus dilakukan dengan strategi dan cara yang terbaik.
End to end itu adalah fokus pada proses yang terbaik, terbiasa melakukan segala sesuatu hingga tuntas. Kita harus menjauhi cara kerja “hangat-hangat tahi ayam”, semangat saat diskusi tapi ogah dan bermalas-malasan saat harus aksi. Seorang pemain bola yang mahir membawa bola, melewati banyak pemain menuju gawang lawan namun tak mau memasukan bola ke gawang lawan, dalam sebuah kompetisi itu adalah sia-sia. Lakukanlah pekerjaan hingga tuntas.
Perusahaan-perusahaan kelas dunia memiliki budaya kerja sehingga mereka terus eksis dalam persaingan.

Bagi Anda yang berminat belajar Manajemen SDM dan HRD
Join Halaman Telegram Komunitas Young HRD Indonesia

Kamis, 05 November 2015

Buku Digital Employee Recruitment, Selection, and Assessment: Contemporary Issues for Theory and Practice by Ioannis Nikolaou and Janneke K. Oostrom

Personnel selection is changing. Whilst traditional face-to-face interviews are still common, the range of assessment processes that inform the selection of candidates is increasingly diverse, taking advantage not only of new technologies, but also using new methods and strategies, such as assessment centres and personality testing. This new collection looks at the most important contemporary issues in recruitment, selection and assessment today, highlighting the latest research from the perspective of both recruiter and applicant.  The book is written by an international range of prominent scholars in this area, and provides up-to-date analysis of key topic areas, including:  How measurements of intelligence can impact on recruitment policies  The use and value of personality tests  An analysis of social interaction in the interview process  The value and impact of video resumes in recruitment  How social networks affect how applicants are perceived  Job analysis and competencies modelling  Part of the Current Issues in Work & Organizational Psychology series, this is an important book that shines a light on the latest theory and practice in employee recruitment. It will interest not only students and researchers of Organizational Psychology, HRM and Business and Management, but will also engage professionals in the field.

Leadership & People Development

Practical Coaching Konseling

Practical Coaching Konseling
Gabung KLIK Gambar atau Hubungi WhatsApp 085852316552

Corporate Trainer & Public Speaker

Certified HUMAN DEVELOPMENT