Diberdayakan oleh Blogger.
Dapatkan GRATIS EBOOK tentang Manajemen Sumber Daya Manusia, HRD, Human Capital, Leadership, Public Speaking & Ilmu Pengembangan Diri

Bergabunglah dengan Ribuan Sahabat HRD & Leader Pembelajar lainnya :

Grup Telegram Komunitas Young HRD Indonesia
Youtube Channel Komunitas Young HRD Indonesia
Halaman Facebook Komunitas HRD Indonesia



Mau Presentasi Sehebat Trainer ?

Mau Presentasi Sehebat Trainer ?
Info Detail KLIK Gambar

Rabu, 28 Februari 2018

Menjelekkan Tempat Bekerja Ibarat Meludahi Sumur yang Dia Minum Setiap Hari




“Jangan pernah meludah di sumur yang airnya kamu minum setiap hari.”

Pernahkan Anda berjumpa dengan orang yang bekerja di suatu perusahaan atau instansi, mendapat gaji dan berbagai fasilitas dari tempat itu, tetapi hobinya menjelek-jelekan perusahaan atau instansi dimana ia bekerja? Orang inilah yang saya sebut meludah di sumur yang airnya ia minum.

Orang-orang semacam ini biasanya senang mengeluh, tidak bertanggungjawab dan oportunis. Mereka membicarakan sesuatu yang tidak mereka suka kepada sesama teman yang tidak bisa mengambil keputusan. Saat diajak diskusi dengan pimpinan, mereka diam seribu bahasa. Bergaul dengan orang-orang semacam ini ibarat Anda minum air sumur yang airnya mereka ludahi.

Bila Anda berjumpa dengan kelompok orang semacam ini, nasihatilah. Bila ia marah saat Anda nasihati, itu pertanda bahwa dia tidak layak dijadikan sahabat Anda. Waspadalah, “penyakit” tersebut menular. Apabila Anda sering bersama orang-orang semacam ini Anda perlahan namun pasti akan tertular. Segeralah menjauh…

Mungkin sebagian Anda ada yang berkata, “Lha, kebijakan tempat saya bekerja memang kacau kok, memang pantas kalau dijelek-jelekin. Saya benar-benar tidak cocok dengan kondisi seperti ini.” Jika Anda berada dalam kondisi seperti itu, berilah masukan yang konstruktif kepada pengambil keputusan. Usulan Anda tidak digubris? Ya, keluarlah. “Wah nyari kerja lain khan gak mudah,” batin Anda. Ya, kalau begitu, diamlah.

Apakah penyakit ini hanya hinggap pada orang yang sudah bekerja? Tidak. Mereka yang menjelek-jelekkan orang tuanya juga termasuk kelompok ini. Orang tuanya begitu berjasa dalam hidupnya, tetapi hanya karena satu atau beberapa perbedaan, mereka tega-teganya  mencela orang tuanya.

Mereka yang meludah di sumur yang airnya mereka minum adalah kelompok orang yang sulit berucap terima kasih. Padahal, mudah berucap terima kasih kepada manusia itu pintu mudah bersyukur kepada-Nya. Ingatlah, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami (Allah) akan menambah nikmat kepadamu.” Begitulah firman Allah dalam Kitab Suci-Nya.

Meludah di sumur yang airnya kita minum akan menjauhkan rasa syukur Anda. Dampaknya dalam jangka panjang, kenikmatan-kemikmatan hidup akan pergi menjauh dari Anda. 
Mau? Tentu tidak!

Salam SuksesMulia!



Bagi Anda yang berminat belajar Manajemen SDM dan HRD
Join Halaman Telegram Komunitas Young HRD Indonesia

Senin, 12 Februari 2018

Mengapa Saya Bekerja ?



Ada orang yang bekerja penuh semangat, ada yang biasa saja dan ada yang bermalas-malasan. Apabila sekali-kali malas bekerja itu manusiawi namun apabila terlalu sering itu pertanda ada yang perlu diperbaiki. Nah, salah satu yang bisa menjaga semangat kerja kita adalah temukanlah alasan, mengapa saya bekerja?

Jawaban dari dari pertanyaan “mengapa saya bekerja?” sangat beragam, dari angka-angka hingga makna kehidupan. Semakin banyak Anda menemukan jawaban maka semangat Anda untuk bekerja akan semakin terjaga. Anda perlu merinci apa alasan Anda bekerja, baik dari alasan financial, keluaga, passion, value hingga alasan spiritual.

Alasan finansial bisa berupa “angsuran rumah/mobil yang belum tuntas, cicilan yang perlu dibayar, hutang kantor yang belum tertutupi, silakan ditambah lagi, he….he….he…. Semua itu bisa dijadikan alasan, mengapa saya bekerja?

Alasan keluarga juga bisa menyemangati Anda bekerja. Misalnya “saya ingin sekali memberangkatkan orang tua ke tanah suci, saya ingin menyekolahkan anak saya di sekolah yang terbaik, saya ingin semua kebutuhan keluarga saya tercukupi dengan kualitas tertinggi, dan alasan lainnya bisa Anda cari. Anda tetap pergi bekerja, demi keluarga.

Ada juga orang yang bekerja karena menjalankan passionnya, ia bekerja karena ia mencintai pekerjaannya, ia enjoy dan hanyut karena ia sangat mencintai apa yang ia kerjakan. Orang-orang seperti ini sering menganggap bekerja itu menjalankan hobi. Mengasyikkan, menjalankan sesuatu yang menyenangkan sekaligus mendapatkan bayaran. Menjalankan hobi, dapat rezeki atau gaji.

Ada juga yang bekerja dengan alasan value. Bekerja bukanlah mencari nafkah tetapi ia sedang berkontribusi untuk negeri. Apa bentuk kontribusinya? Menyediakan lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan negara, menolong banyak tulang punggung keluarga memperoleh penghasilan yang layak. Dengan tetap bekerja, ia merasakan hidup yang lebih berarti.
Alasan lain yang bisa digunakan untuk memperkuat semangat Anda bekerja adalah bekerja itu ibadah. Di dalam agama yang saya anut yaitu Islam, ada sebuah hadits yang menerangkan bahwa Ada dosa yang tidak bisa dihapus dengan sholat, puasa, zekat dan haji sekalipun. Dosa itu hanya bisa dihapus dengan mencari nafkah penghidupan (bekerja/bisnis).

Bekerja bukan hanya mendapat bayaran tetapi juga ganjaran. Bekerja tidak hanya mendapat rupiah tetapi juga bernilai ibadah. Bekerja bukan hanya mendapat gaji tetapi mengumpulkan bekal untuk pulang ke kampung yang abadi.

Semakin banyak Anda menemukan alasan “mengapa saya bekerja?” semakin nikmat Anda menjalani profesi Anda. So, segera temukan banyak jawaban dari pertanyaan “mengapa saya bekerja?”

Sumber :

Leadership & People Development

Practical Coaching Konseling

Practical Coaching Konseling
Gabung KLIK Gambar atau Hubungi WhatsApp 085852316552

Corporate Trainer & Public Speaker

Certified HUMAN DEVELOPMENT