Diberdayakan oleh Blogger.
Dapatkan GRATIS EBOOK tentang Manajemen Sumber Daya Manusia, HRD, Human Capital, Leadership, Public Speaking & Ilmu Pengembangan Diri

Bergabunglah dengan Ribuan Sahabat HRD & Leader Pembelajar lainnya :

Grup Telegram Komunitas Young HRD Indonesia
Youtube Channel Komunitas Young HRD Indonesia
Halaman Facebook Komunitas HRD Indonesia



Mau Presentasi Sehebat Trainer ?

Mau Presentasi Sehebat Trainer ?
Info Detail KLIK Gambar

Rabu, 10 April 2019

GRATIS Kelas Online HR Business Partner 2.0 Practitioner



Dave Ulrich memperkenalkan konsep baru HR Outside-In, enam kompetensi HR menghadapi masa depan. Anda sebagai peserta kelas online akan kami berikan pemahaman pengetahuan tentang konsep terbaru ini. Sebagai infomasi untuk Anda, peran HR selalu mengalami perubahan dari awal sebagai HR Administration, berkembang menjadi HR Practices, menapak lagi menjadi HR Strategy dan kini saatnya menjadi HR Outside-In.

Enam kompetensi yang wajib dimiliki Praktisi HR yaitu :
1. Strategic Positioner (membangun organisasi yang selaras dengan tren yang terjadi dalam segala aspek kehidupan masyarakat/bisnis)
2. Credible Activist (aktif membangun komunikasi yang persuasif dalam hubungan kepegawaian di dalam organisasi maupun terhadap pelanggan bisnis)
3. Capability Builder (membentuk kapabilitas individu maupun organisasi)
4. Change Champion (menjadi agen perubahan)
5. Innovator and Integrator (menjadi alternative solusi terhadap berbagai permasalahan yang terjadi yang berkaitan dengan organisasi dan customer)
6. Technology Proponent (pemanfaatan teknologi yang ada dengan kebutuhan pengelolaan organisasi dan customernya)




Evolusi HR Business Partner 2.0 by Dave Ulrich

HR Harus Memiliki 3 Kompetensi Utama

Dibutuhkan persiapan yang tidak sedikit jika Anda berniat mengoptimalkan peran HRD sebagai strategic business partner. Dave Ulrich menyebutkan bahwa HR setidaknya harus memiliki tiga kompetensi bisnis utama, yaitu:

Strategic positioner

Kompetensi ini terkait dengan peran HR dalam mendorong pertumbuhan bisnis yang diinginkan perusahaan demi terciptanya keunggulan kompetitif. Untuk itu, HR dituntut untuk memahami bisnis dan cara beroperasinya.

Credible activist

HR harus mendapat kepercayaan dari manajemen atau pimpinan perusahaan serta karyawan sebagai partner kerja yang kredibel serta dapat diandalkan. Dalam hal ini,kemampuan komunikasi HR sangat diandalkan karena sebagai strategic business partner, HR harus bisa menyampaikan aspirasi karyawan kepada pimpinan sekaligus mengomunikasikan kebijakan pimpinan kepada karyawan.

Paradox navigator

Kompetensi ini menuntut HR untuk menjadi divisi yang fleksibel, terutama jika berkaitan dengan finansial perusahaan. HR harus bisa peka terhadap kondisi finansial perusahaan agar dapat menyelaraskan strategi mereka dengan kebutuhan perusahaan.

Didukung dengan 6 Kompetensi Bisnis Tambahan

Nah, berdasarkan tiga kompetensi utama tersebut, kompetensi HR dikembangkan lagi menjadi enam kompetensi tambahan, yakni:

Compliance manager 

Tak hanya harus mematuhi regulasi perusahaan, HR juga harus dapat mencegah karyawan agar tidak melakukan ketidakpatuhan. Dengan begitu, HR sebagai strategic business partner pun berfungsi untuk menjaga profil risiko perusahaan.

Analytics designer and interpreter 

Aktivitas HRD melibatkan banyak data penting yang dapat dimanfaatkan untuk mengambil keputusan strategis. Contohnya, berdasarkan data, ada karyawan di bidang finansial yang background-nya justru berasal dari marketing. Nah, karyawan tersebut bisa diminta membantu divisi marketing saat misalnya load pekerjaan sedang tinggi.

Technology and media integrator  

Proses kerja HRD tidak bisa dilepaskan dari teknologi, yang memang berfungsi untuk memudahkan pekerjaan sehari-hari. 

Culture and change champion 

HR harus dapat menjadi “perekat” untuk membantu karyawan dalam meningkatkan komitmennya terhadap perusahaan, yakni dengan menciptakan budaya yang terbuka dan transparan.

Human capital curator 

Kompetensi ini mengharuskan HR untuk memastikan bahwa setiap proses yang dilakukan telah sejalan dengan kebutuhan perusahaan.

Total Rewards Stewards 

Meningkatkan kesejahteraan karyawan dengan memberikan penghargaan sepatutnya kepada mereka. Hal ini diharapkan mampu meningkatkan retensi karyawan.    






KLIK link dibawah ini untuk mengikuti 
Kelas Online GRATIS HR Business Partner bersama Prof Dave Ulrich 




GRATIS Kelas Online HUMAN DEVELOPMENT LEADER persembahan Komunitas Young HRD Indonesia bersama Master Trainer, Coach Helmi Wandara





- Organization Development - Agile Talent Strategy

- The Heart of Leadership - Memimpin dengan Hati

- Happiness Leadership - Rahasia Kesuksesan Para Pemimpin Dunia

- Pentingnya Peran Leader sebagai Coach

- Mengembangkan Karyawan dengan Pelatihan (People Development with Training)

- Kenapa Pelatihan Anda Gagal (Why The Training Failed)

- NLP for Training & Coaching

- Happy Counselor - Teknik Konseling Efektif di Tempat Kerja




Untuk mendapat GRATIS E-Certificate Human Development Leader silahkan ditonton dulu video-videonya dan Jangan Lupa Subscribe & Like.

Setelah itu kirim gambar screenshot sebagai bukti Anda telah menyelesaikan menonton Video-Videonya dan juga sudah subcribe dan like, kirim ke Nomer WA http://wa.me/6285852316552



Anda juga bisa pelajari materi-materi Sharing Santai Komunitas Young HRD Indonesia sebelumnya di

Channel Telegram Komunitas Young HRD Indonesia (Gabung bersama 1.500 Sahabat Leader Pembelajar lainnya)

Blog Komunitas Young HRD Indonesia


Semoga Bermanfaat :grin:

Ringga Arie
Learning Partner
Komunitas Young HRD Indonesia
WhatsApp 085852316552





Sumber Gambar : 
https://strategicleaders.com/evolution-hr-business-partner/

Selasa, 02 April 2019

PEOPLE DEVELOPMENT - PERAN KETIGA TRAINER SEBAGAI RESPOND LEARNER NEEDS (PART 4)



Artikel Oleh :

Coach N. Kuswandi
- People Development Expert


Peran ketiga yang akan dimainkan oleh seorang trainer adalah responds learning needs - merespon kebutuhannya belajar trainee. Ingat bahwa training yang dilakukan bertujuan untuk menutup gap kompetensi trainee. Artinya fokus training sudah memang seharusnya berada pada trainee.

Lebih jauh lagi, saat peserta training adalah orang dewasa, keinginan mereka dalam belajar adalah segera memanfaatkan hasil belajarnya. Sehingga proses belajarnya senantiasa berorientasi pada realitas yang dihadapi trainee. Peran trainer disini adalah merespons kebutuhan tersebut.

Cara belajar orang dewasa ini tercermin dari kisah trilluner bernama Gabe Newell. Pria ini dikenal sebagai co-founder dari pengembang hub video game. Siapa yang tidak kenal dengan counter-strike? game dengan grafis pas-pasan namun tidak lekang oleh waktu. Game ini dibuat oleh Valve Corp. Pada saat kuliah di Harvard University, Gabe memutuskan untuk drop-out karena dia menganggap tidak mempelajari apapun selama kuliah. Di awal karir, ia bergabung dengan Microsoft, dan belajar segala sesuatu tentang pembuatan perangkat lunak. Setelah 13 tahun bekerja sambil belajar di Microsoft, ia memutuskan untuk keluar dan mendirikan Valve. Sekarang, kekayaan Gabe Newell mencapai USD 1,26 miliar atau Rp16,38 triliun (kurs 1 USD = Rp13.000).

Bayangkan saja seandainya, trainee kita adalah orang dewasa seperti Gabe. Dia masuk ke dalam kelas training, dan tidak mendapatkan apa yang dia inginkan. Peristiwa berikutnya yang akan terjadi adalah dia keluar dari kelas atau bertahan di dalam kelas dan menjadi pengacau selama training.







Ustadz Abdul Somad (UAS) yang menjadi salah satu pembicara kondang saat ini juga mempraktikkan prinsip orang dewasa ingin segera memanfaatkan hasil belajarnya. Alih-alih berkhotbah selama berjam-jam yang bisa jadi khotbah yang disampaikan tidak menjadi kebutuhan belajar para santrinya, UAS lebih banyak memberi ruang untuk tanya jawab. Metode yang digunakan UAS ini secara langsung merespons kebutuhan belajar santrinya. Sehingga santri langsung bisa mempraktikkan jawaban yang diterima dari UAS.

Model seperti ini juga mulai diterapkan secara nasional di Firlandia. Negara yang diakui sebagai negara dengan pendidikan terbaik di dunia. Di tahun 2017 kemarin, Firlandia mentransformasi sistem pendidikanya secara radikal. Jika matematika dianggap sebagai core ilmu di seluruh negara, tidak lagi di Firlandia. Semenjak tahun 2017, Firlandia tidak lagi menjadikan matematika sebagai mata pelajaran wajib bagi pelajar, karena tidak dianggap bahwa semua orang membutuhkan matematika. Masih ingat pada saat SMA mempelajar vector, x+y dan seterusnya yang ternyata tidak aplikatif untuk beberapa orang.

Lebih jauh lagi, Firlandia kemudian mencustome mata pelajaran ke dalam kebutuhan para siswanya. Bukan sekolah yang menyediakan "menu" pembelajaran, namun siswa lah yang memilih "masakan' seperti apa. Sehingga seluruh siswa langsung merasa bahwa kebutuhan belajarnya di respon. Sampai saat ini, hanya di Firlandia yang secara masif bisa mengapllikasikan cara belajar orang dewasa

Bagaimana mengaplikasikan peran trainer ini ke dalam trainer competencies?


Sumber :
*Buku People Development Handbook - Mengungkap Rahasia Para Professional Trainer Mendelivery High Impact Learning Program

Leadership & People Development

Practical Coaching Konseling

Practical Coaching Konseling
Gabung KLIK Gambar atau Hubungi WhatsApp 085852316552

Corporate Trainer & Public Speaker

Certified HUMAN DEVELOPMENT