Diberdayakan oleh Blogger.
Dapatkan GRATIS EBOOK tentang Manajemen Sumber Daya Manusia, HRD, Human Capital, Leadership, Public Speaking & Ilmu Pengembangan Diri

Bergabunglah dengan Ribuan Sahabat HRD & Leader Pembelajar lainnya :

Grup Telegram Komunitas Young HRD Indonesia
Youtube Channel Komunitas Young HRD Indonesia
Halaman Facebook Komunitas HRD Indonesia



Mau Presentasi Sehebat Trainer ?

Mau Presentasi Sehebat Trainer ?
Info Detail KLIK Gambar

Selasa, 26 Januari 2016

Merawat dan Menjaga Talenta Profesional



Ketika sebuah perusahaan telah berhasil menemukan talenta profesional yang berpotensi dikembangkan sebagai calon eksekutif atau calon pemimpin perusahaan di masa depan, apa yang harus dilakukan untuk menjaga agar talenta- talenta tersebut tidak beralih ke perusahaan lain?
Kini memang bukan masanya lagi perusahaan sekadar memberikan kompensasi melimpah disertai sejumlah benefits menggiurkan lalu berharap agar talentanya tidak berpaling ke perusahaan lain, melainkan lebih dari itu, perusahaan juga diharapkan memperhatikan hal-hal lain yang seringkali luput dari perhatian dan beberapa di antaranya adalah:
Pertama, kesempatan untuk berkembang. Ketika talenta tersebut tidak menemukan tantangan baru yang berkesinambungan di perusahaan tempat kerjanya sekarang untuk membuat dirinya dapat terus belajar dan berkembang, dia tidak akan segan untuk berpaling ke perusahaan lain demi mencari tantangan yang lebih besar.
Kedua, kesempatan untuk berkontribusi. Talenta-talenta profesional selalu berharap bakat yang dimilikinya dapat tersalur secara optimal dalam wujud kontribusi nyata pada perusahaan, misalnya turut andil dalam pengembangan produk baru, upaya peningkatan penjualan perusahaan atau berperan pada penyusunan strategi peluncuran produk baru.
Ketiga, kesempatan untuk dihargai. Seiring dengan kerja keras yang dilakukannya, para talenta tersebut tentunya juga membutuhkan pengakuan dan penghargaan atas prestasi yang diraihnya bagi kemajuan perusahaan. Tidak selamanya penghargaan ini berupa uang atau hal-hal materiil lainnya, tapi bisa juga hanya berupa hal-hal sederhana seperti misalnya pujian lisan yang diberikan secara langsung oleh para petinggi perusahaan.
Keempat, kesempatan untuk menyeimbangkan kehidupan profesional dan kehidupan pribadi. Tidak ada satu pun talenta-talenta profesional yang rela menghabiskan sebagian besar dari 24 jam waktu dalam sehari yang dimilikinya untuk sepenuhnya mencurahkan waktu bagi perusahaan dan terpaksa mengesampingkan waktu untuk keluarga ataupun hal-hal lain yang berkaitan dengan kehidupan sosialnya.
Kesempatan untuk menyeimbangkan dua aspek kehidupannya tersebut juga menjadi salah satu strategi efektif untuk menjaga agar talenta-talenta tersebut tidak mudah berpaling. (*)
HARYO UTOMO SURYOSUMARTO
Managing Director PT Headhunter Indonesia

7 Syarat Membuat CV atau Surat Lamaran Pekerjaan yang "Menjual"



Kalau dari kacamata seorang headhunter, sebetulnya CV atau resume yang baik itu yang bagaimana sih?
Well, menjawab pertanyaan seperti ini sebetulnya susah-susah gampang. Kadang saya sendiri sebagai seorang headhunter yang pekerjaan sehari-harinya ‘memelototi’ puluhan CV atau resume juga tidak tahu pasti sebetulnya CV atau resume yang baik itu yang seperti apa.
Tapi kalau menurut pendapat saya pribadi, alih-alih berusaha membuat CV atau resume yang baik, bagaimana kalau teman-teman memfokuskan diri untuk membuat CV atau resume yang “menjual”?
Jadi sebetulnya apa yang dimaksud CV atau resume yang “menjual” itu?
Secara sederhana ya bisa diartikan sebagai CV atau resume yang dengan sukses “menjual” kemampuan dan kompetensi yang dimiliki teman-teman, sehingga meyakinkan orang yang membacanya (terutama dari pihak perusahaan atau headhunter) kalau teman-teman memang orang paling tepat yang mereka cari.
Sebetulnya membuat CV atau resume yang “menjual” itu tidak memerlukan ketrampilan khusus, jadi saya coba sharing dari pengalaman saya selama ini mengenai beberapa syarat yang hampir selalu dijumpai pada CV atau resume yang memiliki karakteristik dalam “menjual” kemampuan dan kompetensi pemiliknya.
1. Rapi dan Mudah Dibaca
Ini syarat utama dari sebuah CV atau resume yang “menjual”, karena terus terang tidak ada yang lebih mengesalkan daripada membaca CV atau resume yang berantakan layout-nya.
Meskipun teman-teman memiliki kemampuan dan kompetensi yang sangat baik, tapi semua itu jadi percuma kalau orang yang membaca CV atau resume teman-teman mendadak jadi sakit mata ketika melihat huruf dengan ukuran abnormal, spasi yang terlalu rapat, ejaan bahasa Inggris yang salah atau margin kiri yang maju-mundur alias tidak konsisten.
2. Memberikan Informasi Lengkap
CV atau resume yang “menjual” selalu memberikan informasi lengkap kepada orang yang membacanya. Mulai dari data pribadi, latar belakang pendidikan, riwayat pengalaman kerja, pelatihan yang pernah diikuti, sertifikasi (relevan) yang dimiliki dan kegiatan ekstra kurikuler yang aktif diikuti.
3. Disajikan Secara Ringkas
Ini mungkin sedikit berlawanan dengan syarat nomor 2 diatas, tapi sebetulnya tidak. Maksud saya begini, CV atau resume yang “menjual” itu memang harus menyajikan informasi secara lengkap, tapi bukan berarti CV atau resume teman-teman panjangnya harus sampai 19 halaman (ini kisah nyata – sampai hari ini rekor CV terpanjang yang pernah saya baca panjangnya 19 halaman).
Bila bisa menyajikan informasi penting secara lengkap dalam beberapa lembar halaman tentunya akan sangat membantu, karena waktu yang dibutuhkan untuk membacanya juga jadi jauh lebih singkat.
Aturan sederhananya: jangan pernah membuat CV atau resume lebih dari 3 halaman!
4. Konsistensi Karir
Sudah menjadi rahasia umum kalau satu hal ini adalah salah satu kunci penting yang menentukan untuk dihubungi oleh pihak perusahaan atau headhunter menuju tahapan rekrutmen berikutnya.
Contohnya begini, bila ada seorang engineer di sebuah perusahaan yang sejak awal karirnya memutuskan untuk menjadi spesialis dalam HSE (Health & Safety Environment) dan kemudian 7 tahun berikutnya ternyata dia masih menekuni spesialisasi yang sama, besar kemungkinan dia akan lebih diutamakan untuk direkrut daripada engineer lain dengan latar belakang HSE juga pada tahun-tahun awal, tapi kemudian beralih jalur ke bidang lain di tahun-tahun berikutnya.
Kenapa demikian? Karena secara jujur saya katakan, pihak perusahaan dan headhunter paling menyukai para spesialis seperti ini untuk mengisi setiap posisi yang lowong.
5. Karir Progresif
Ketika teman-teman sudah menjadi spesialis di satu bidang, keputusan untuk menuju tahap rekrutmen berikut biasanya akan lebih mudah diambil oleh pihak perusahaan atau headhunter kalau teman-teman juga menjalani karir yang progresif.
Mengambil contoh diatas, bisa jadi engineer dengan spesialisasi HSE tersebut mengawali karirnya dari Field Officer, kemudian naik menjadi Team Coordinator, dan seterusnya sampai menduduki level-level jabatan diatasnya.
Kenapa karir progresif ini menjadi penting? Karena disinilah indikator paling nyata apakah teman-teman mampu memberikan performa kerja terbaik dalam spesialisasi yang dipilih — yang berarti pula mendapat ganjaran berupa promosi jabatan kalau memang berprestasi.
6. Achievement
Jangan pernah ragu untuk mencantumkan achievement atau pencapaian prestasi yang diukir dalam tiap jabatan atau posisi yang ditempati sebelumnya. Inilah kesempatan terbaik untuk “menjual” bukti kemampuan dan kompetensi yang sesungguhnya kepada pihak perusahaan atau headhunter.
7. Custom Made
Ini adalah rahasia yang paling jarang diketahui oleh banyak orang yang menyusun CV atau resume.
Yang dimaksud custom made disini adalah mengubah dan menyesuaikan CV atau resume agar sedapat mungkin menunjukkan kepada pihak perusahaan atau headhunter bahwa kemampuan dan kompetensi yang dimiliki teman-teman memang menyamai atau minimal mendekati job requirements yang dicari.
Sederhananya begini, kalau teman-teman melihat sebuah iklan lowongan kerja, disitu pasti disebutkan job requirements yang dibutuhkan. Nah, usahakan ubah dan sesuaikan CV atau resume teman-teman untuk menonjolkan kesan bahwa kemampuan dan kompetensi yang dimiliki memang memenuhi atau paling tidak mendekati job requirements tersebut.
Sangat disayangkan, masih sering sekali saya membaca CV atau resume yang terkesan ‘generik’ karena sama sekali tidak menonjolkan kemampuan dan kompetensi yang dipersyaratkan oleh job requirements. Kalau sudah begini, rasanya kecil pula kemungkinan CV atau resume teman-teman akan mendapatkan respon seperti yang diharapkan.
Kesimpulan: Ada baiknya untuk mulai memikirkan satu hal ini:
“Kalau teman-teman sangat ingin bisa melewati tahapan pertama dari sebuah rekrutmen, tidak ada yang bisa dilakukan selain berusaha sebaik mungkin membuat CV atau resume yang “menjual” dan mampu meyakinkan pihak perusahaan atau headhunter mengenai kemampuan dan kompetensi yang dimiliki”
Semoga tulisan ini bermanfaat untuk teman-teman yang memerlukannya.



Tertarik mendapatkan Desain CV Elegan dari kami.
Raih impian anda dengan lebih mudah. 
Lihat cerita keberhasilan rekan customer kami lainnya.
Segera KLIK 

Senin, 04 Januari 2016

Tes DISC

Bagi Recruiter, hrd atau mahasiswa yang ingin lebih dalam mengaplikasikan alat tes DISC, kami menjual aplikasi tersebut dengan harga termurah. Perlu diketahui Tes DISC adalah sebuah alat tes psikologi yang digunakan untuk memahami tipe-tipe perilaku dan gaya kepribadian yang simple, hemat waktu dan mudah diaplikasikannya. Untuk memudahkan anda dalam menghitung hasil tes psikologi, kami hadir memberi kemudahan bagi Anda dalam mengerjakan tes psikotes. Dengan sistem dan konsep yang mudah dan simple, software psikotes ini mampu menghitung dengan titik akurat. Informasi lebih detail tentang alat tes DISC bisa di klik dibawah ini :

Pengenalan Alat Tes Psikologi DISC
A. Koreksi tes DISC
  1. Buka software tes DISC
  2. Isikan data diri testee di kolom yang tersedia



  1. Baca petunjuk pengerjaan soal (input data):


  1. Kerjakan soal sesuai dengan petunjuk yang sudah ada dengan memberikan tanda silang (x)

  1. Lihat hasil input (raw score)


  1. Tekan tombol HASIL dan silahkan lihat hasil analisis sudah muncul secara otomatis.





Graph 1 … Mask or Public Self ( Kepribadian Saat di Public )

Semua orang ingin mendapatkan penerimaan dalam jangka panjang, sehingga orang biasanya menyesuaikan perilaku mereka sesuai dengan orang lain pikirkan dan bagaimana orang lain mengharapkan Anda untuk berperilaku.

Ada sangat sedikit orang yang sengaja memilih untuk bertindak dengan cara yang di luar norma-norma perilaku diantisipasi dalam lingkungan tertentu. Grafik 1 menggambarkan perilaku Anda didepan publik . Apa yang kita ukur dalam grafik ini adalah tanggapan Anda terhadap tuntutan yang dirasakan dari lingkungan Anda. Perilaku ini disebut "Mask/Publik Self/diri publik".

Kadang-kadang tidak ada perbedaan antara "True Self / Perilaku diri kita sebenarnya" (Grafik 3) dan self publik. Jika Anda sangat nyaman dan sangat cocok dengan tuntutan lingkungan Anda, atau jika Anda memahami dengan jelas ekspektasi lingkungan dan telah diadaptasi dengan batin Anda untuk memenuhi harapan mereka, baik Grafik 1 dan Grafik 3 akan sangat mirip. Dalam situasi ini, Anda akan memiliki tingkat stres yang sangat rendah atau ketidaknyamanan yang sangat rendah dalam lingkungan publik, karena "diri sejati" Anda cocok dengan sangat baik.


Namun, karena merupakan "topeng", Self Publik/diri publik dapat saja sangat berbeda dari yang diharapkan lingkungan terhadap Anda. Hal Ini akan menjadi masalah ketika tuntutan lingkungan masyarakat tidak cocok dengan preferensi "diri sejati" Anda.


GRAPH 2 …Core or Private Self ( Kepribadiaan Saat Mendapat Tekanan )

Setiap orang telah menghadapi situasi sulit dan menantang dalam hidup mereka, situasi yang mungkin telah didominasi oleh rasa takut, stres atau tekanan. Situasi ini mungkin saja berlangsung seketika atau telah terjadi dalam waktu yang lama. Seperti saat kita menghadapi situasi ini, masing-masing dari kita telah belajar merespon meminimalkan perasaan negatif dan menghilangkan situasi yang tidak menyenangkan secepat mungkin. Sebagian besar perilaku ini dikembangkan pada tahun-tahun pembentukan kepribadian kita. Akibatnya grafik ini adalah penggambaran perilaku orang tersebut ketika menerima dirinya sendiri.


Ketika kita menghadapi situasi saat ini dalam hidup kita yang menyebabkan kecemasan atau ketegangan, perilaku belajar menjadi menonjol. Kita cenderung untuk jatuh kembali pada perilaku naluriah untuk tekanan. Seringkali kita bergantung pada sesuatu kondisi yang membuat kita lebih nyaman dimana bantuan dari pihak lain dapat mewakili usaha terbaik kita menghilangkan masalah tidak menyenangkan.

Sebuah perilaku seseorang di bawah tekanan mungkin secara signifikan berbeda dari kedua perilaku publik mereka dan diri mereka dirasakan. Seseorang yang biasanya tenang dan pendiam dapat menjadi sangat keras dan riuh ketika mereka merasa situasi menuntut hal itu. Di sisi lain, seseorang yang bersifat terbuka dan tanpa hambatan dapat menarik diri, menjadi tenang dan pendiam dalam situasi yang sama. Kisaran respon terhadap tekanan masing-masing individu sangat beragam, tetapi kita dapat melihat kecenderungan yang tetap konstan pada setiap individu.
Informasi yang terkandung dalam Grafik 2 yang dihasilkan oleh tanggapan "Least" saat mengisi form DISC. Hal ini dikembangkan dengan cara situasi tertekanan disebabkan oleh batas waktu sepuluh menit di mana profil dikelola.

GRAPH 3… Mirror or Perceived Self ( Kepribadian Asli atau Sesungguhnya )

Semua orang membayangkan dirinya sendiri dengan cara tertentu. Kita melihat diri kita sebagai "orang di cermin" dan melihat diri kita dalam cara yang tidak ada orang lain bisa. Kita sendiri tahu setiap aspek pikiran kita dan karakter kita, kita memiliki pengetahuan terbaik dari motivator internal yakni diri kita sendiri dan ketakutan pribadi kita. Hanya kita tahu kedalaman dan intensitas perasaan kita.

Grafik 3 menampilkan gambaran mental yang dimiliki seseorang tentang diri mereka, "potret diri" atau identitas diri. Dengan kata lain, ini adalah pengukuran citra diri mereka.

Ini adalah Grafik 3, yang menyediakan gambar yang paling asli dari profil individul kita. Grafik ini menampilkan bagaimana individuakan cenderung untuk merespon jika dibiarkan untuk memilih alternatif sendiri.

Meskipun perubahan di dalam persepsi diri individu dapat terjadi, perubahan ini biasanya akan sangat bertahap diadopsi dandipamerkan. Namun, perubahan signifikan dalam diri dirasakan mungkin disebabkan lebih cepat jika individu mengalami peristiwa emosional yang signifikan.

Jika ini terjadi, mengakibatkan peningkatan tingkat ketidaknyamanan internal diri kita. Sehingga kita perlu menyesuaikan dengan emosi dan persepsi yang terkait dengan kondisi yang berubah. Sebuah contoh dari ini mungkin bisa terjadi pada kondisi saat orangtua kita meninggal atau anak tunggal menikah dan meninggalkan rumah.



















Cara Pemesanan:

KLIK http://softwarepsikotes.com/psikotesDISC.php
Informasikan bahwa Anda mendapat informasi dari Komunitas Young HRD Indonesia



Bagi Anda yang berminat belajar Manajemen SDM dan HRD. 
Join Halaman Telegram Komunitas Young HRD Indonesia



Standar Penanganan Komplain Customer


Pernahkah Anda kecewa dengan sebuah pelayanan yang Anda alami? Di bank, rumah sakit, hotel, restoran, maskapai penerbangan, kantor pelayanan publik (pemerintahan) atau mungkin di toko kebutuhan sehari-hari? Bagaimana reaksi Anda saat kecewa waktu itu? Anda langsung mengatakan pada petugas yang melayani Anda? atau Anda lebih memilih diam dan pergi begitu saja membawa luka-luka yang dalam? #edisi lebay hehe….

Atau mungkin malah sebaliknya? Pernahkah pelayanan yang Anda berikan pada customer Anda membuat mereka kecewa? Bagaimana reaksi customer Anda waktu itu? Menghujani Anda dengan kata-kata pedas? Langsung mengadukan pada atasan Anda? Atau bahkan Anda tiba-tiba menemukan keluhannya di surat kabar atau media lain?

Well, pada dasarnya manusia tak suka dengan kekecewaan. Baik merasa kecewa (dikecewakan) maupun membuat orang lain kecewa (mengecewakan). Apa yang membuat kita bisa merasa kecewa? Pada saat kita tidak mendapatkan apa yang kita inginkan, saat itulah kita merasa kecewa. Saat harapan yang telah kita gambarkan di angan-angan tak sesuai dengan kenyataan yang ada di hadapan kita, saat itulah kita akan merasa kecewa.

Tantangan kita, para pelaku pelayanan adalah, kadangkala kita tidak tepat dalam menebak apa yang menjadi harapan atau angan-angan orang yang kita layani. Sehingga bisa jadi hal yang menurut kita sudah yang terbaik ternyata masih berada dibawah harapan orang yang kita layani. Pada akhirnya, mereka pun kecewa pada pelayanan kita dan melayangkan komplain atau keluhan.

Tak banyak orang yang suka menangani komplain. Bahkan, banyak yang cenderung memilih lari dari menangani komplain. Hal ini wajar, karena tak ada orang yang suka disalah-salahkan, dimarah-marahi, bahkan lebih ekstrim lagi dimaki-maki oleh orang lain.

Padahal tahukah Anda, bahwa menangani komplain dengan sangat baik seringkali menyebabkan customer tersebut menjadi customer yang paling loyal pada kita. Maka, kemampuan menangani keluhan (Handling Complaint) mutlak dimiliki oleh setiap pelaku pelayanan. Dan berita baiknya adalah, menangani keluhan ternyata sangat mudah. Hanya ada 4 langkah yang perlu Anda kuasai, yang disingkat LAST! Listen; Apologize; Solve; Thank.

Listen
Kebutuhan utama orang yang sedang kecewa sehingga mengkomplain kita adalah DIDENGARKAN! Maka dengarkanlah keluh kesahnya, curahan hatinya. Biarkan ia mengutarakan segala kekecewaannya. Umumnya, setelah ia menumpahkan uneg-unegnya, perasaannya akan menjadi lebih baik. Sikap ke kita pun tidak akan terlalu agresif lagi.

Mendengarkan juga berarti kita menerima keluhannya tanpa bersikeras. Karena itu pastikan Anda menerapkan sikap positif dan konstruktif selama mendengarkan. Mendengarkan juga berarti Anda memberikan umpan balik dan mengajukan pertanyaan untuk mengetahui semua rincian keluhannya.     

Apologize
Dalam banyak hal, orang akan merasa senang dan merasa ‘menang’ saat orang lain meminta maaf padanya. Maka, MINTA MAAFlah kepada customer Anda. Buat ia merasa senang. Perasaan senang akan memproduksi hormon yang bisa mengurangi rasa kecewanya.

Mungkin sebagian dari Anda merasa bahwa meminta maaf itu berat, apalagi saat Anda berpikir bukan Anda yang melakukan kesalahan. Maka kalimat ajaibnya adalah “Step back from the problem!” Mundurlah dari masalah: bukan Anda yang dikeluhkan customer, tapi mungkin pelayanan Anda, rekan Anda atau bahkan produk perusahaan Anda. Benamkan kalimat ajaib ini dalam pikiran Anda, maka Anda akan mudah mengatakan “Kami minta maaf” ketika menangani keluhan dari customer Anda.

Solve
Pecahkan masalahnya. Berikan SOLUSI pada permasalahan yang dikeluhkan. Jika memungkinkan tawarkan solusi alternatif. 85% kasus dalam dunia pelayanan memiliki minimal 2 solusi; 10% kasus memiliki 1 solusi; dan hanya 5% kasus yang tidak memiliki solusi sama sekali.

Maka, try your best untuk menawarkan solusi alternatif. Tujuannya adalah dengan membiarkan customer membuat pilihan dari solusi alternatif yang kita tawarkan, kita akan menghilangkan perasaan yang mungkin dimilikinya bahwa kita “mengendalikan”nya. Jika ternyata nanti solusi yang dipilihnya masih tidak sesuai harapannya, customer akan cenderung menyalahkan dirinya sendiri karena itu adalah pilihannya.

Yang harus diperhatikan pula dalam tahap ini adalah memastikan TINDAK LANJUT dari solusi yang telah disepakati. Customer akan memaafkan kesalahan jika dia merasa solusi telah dicapai secara efektif.

Thanks
Ucapkan “TERIMA KASIH”. Apa???? Sudah mengeluh, harus diucapin terima kasih??? Mungkin sebagian dari Anda berpikir begitu. Namun perlu Anda ingat, setiap customer punya pilihan. Memilih mengutarakan keluhan kepada kita dan menjadikan kita berbenah; atau memilih menyampaikan keluhannya pada media sehingga dunia tahu kekurangan pelayanan kita. Maka, tak ada alasan untuk tidak mengatakan “TERIMA KASIH” kepada customer yang menyampaikan keluhannya pada kita

Mudah bukan? Hanya 4 langkah. Namun jangan terkejut jika dalam kenyataannya, cerita penanganan keluhan Anda tak seindah negeri dongeng hehe… Saat awal-awal Anda menerapkan 4 langkah mudah ini, mungkin hasilnya tak langsung indah. Maka ingat:Practice makes perfect. Anda perlu terus berlatih menangani keluhan. Ambil setiap kesempatan! Saat ada customer yang komplain, ajukan diri untuk menanganinya. Dan bersiaplah menuai makin banyak customer yang loyal kepada Anda.

I heartfully wish you Luck!

Leadership & People Development

Practical Coaching Konseling

Practical Coaching Konseling
Gabung KLIK Gambar atau Hubungi WhatsApp 085852316552

Corporate Trainer & Public Speaker

Certified HUMAN DEVELOPMENT