Pengukuran Kinerja HR Scorecard : Suatu Pengantar
Maka
lahirlah HR Scorecard, sebuah bentuk pengukuran HR yang mencoba
memperjelas peran sumber daya manusia sebagai sesuatu yang selama ini
dianggap intangible untuk diukur perannya terhadap pencapaian misi, visi
dan strategi perusahaan
1)“What Gets Measured, Get Managed, Gets Done”, itulah dasar pemikiran dari konsep HR Scorecard
2) Robert S.Kaplan dan David P.Norton pada
tahun 1992 melaporkan hasil-hasil proyek penelitian pada multi
perusahaan dan memperkenalkan suatu metodologi penilaian kinerja yang
beroientasi pada pandangan strategis ke masa depan, yang disebut Balance
Scorecard. Balance Scorecard merupakan suatu konsep manajemen yang
membantu menterjemahkan strategi ke dalam tindakan.
Balance Scorecard
lebih dari sekedar suatu system pengukuran operasional dan
taktis.Perusahaan-perusahaan yang inovatif menggunakannya sebagai suatu
system manajemen strategis yang mengelola strategi perusahaan sepanjang
waktu. Mereka menggunakan focus pengukuran balance scorecard untuk
melaksanakan proses-proses manajemen kritis, sebagai berikut:
1. Mengklarifikasi dan menterjemahkan visi dan strategi perusahaan;
2. Mengkomunikasikan dan mengkaitkan tujuan-tujuan strategis dengan ukuran-ukuran kinerja;
3. Merencanakan, menetapkan target, dan menyelaraskan inisiatif-inisiatif (program-program) strategis;
4. Mengembangkan umpan balik dan pembelajaran strategis untuk peningkatan terus menerus di masa datang.
Dari uraian singkat diatas, tampak bahwa
balance scorecard dimulai dari visi dan strategi perusahaan, dimana
dari sinilah berbagai factor kesuksesan yang penting didefinisikan.
Ukuran-ukuran kinerja dibangun sebagai alat bantu untuk menetapkan
target dan mengukur kinerja dalam area kritis tujuan-tujuan strategis.
Dengan demikian balance scorecard merupakan suatu system pengukuran
kinerja manajemen atau system manajemen strategis, yang diturunkan dari
visi dan strategi, serta merefleksikan aspek-aspek terpenting dalam
suatu bisnis.
Pada umumnya, system manajemen
tradisional berfokus pada anggaran (budgets), sehingga pelaksanaan
strategi perusahaan sangat tergantung pada anggaran yang tersedia. Hal
ini berbeda dengan system manajemen strategis balance scorecard yang
berfokus pada proses-proses manajemen strategis, sehingga strategi
perusahaan melalui balance scorecard diterjemahkan menjadi
tindakan-tindakan terarah.
Sebagai konsekuensi dari perbedaan
praktek antara system manajemen tradisional dan sisten manajemen
strategis balance scorecard, pelaporan pada system manajemen tradisional
semata-mata digunakan sebagai alat pengendalian (control reporting),
sedangkan pelaporan pada system manajemen strategis balance scorecard
digunakan sebagai alat strategis (strategic reporting). Perbedaan antara
kedua pelaporan tersebut terlihat pada gambar berikut :
3):
Pelaporan Pengendalian (Manajemen Tradisional) |
Pelaporan Strategis (Manajemen Balance Scorecard) |
|
|
Sebagai sebuah konsep baru, ternyata
balance scorecard cukup menarik untuk dikaji, karena lahir dari adanya
pergeseran paradigma. Dimana umumnya orang berpikir dari brand ware
(kekayaan pikiran manusia), diterjemahkan ke dalam techno ware
(menciptakan peralatan untuk mencoba menterjemahkan pikiran manusia),
baru kemudian ke organi ware (system dan struktur).
Baik techno ware maupun organi ware
diciptakan untuk mempermudah pekerjaan manusia. Disisi lain,
perkembangan kecerdasan manusia juga bergerak dari intellectual ware,
kearah emotional ware, dan akhirnya spiritual ware. Dari kedua
perkembangan tersebut, disadari atau tidak, telah muncul kecendrungan
adanya upaya untuk mencari sesuatu yang powerful dan bersifat intangible
sebagai sumber kekuatan yang digerakkan untuk menghasilkan sesuatu yang
tangible. Sehingga lahirlah, HR Scorecard, sebuah bentuk pengukuran HR
yang mencoba untuk memperjelas peran sumber daya manusia sebagai sesuatu
yang selama ini dianggap intangible untuk diukur perannya terhadap
pencapaian misi, visi dan strategi perusahaan.
Karakteristik manusia pada dasarnya
sulit dipahami, sulit dikelola, apalagi diukur. Padahal kita tahu,
sumber daya manusia adalah asset terpenting yang sangat powerful dan
penuh misteri dari sebuah perusahaan. Oleh karena itu. HR Scorecard
mencoba mengukur sumber daya manusia dengan mengkaitkan antara orang –
strategi – kinerja untuk menghasilkan perusahaan ekselen , dan juga
menjabarkan misi, visi dan strategi, menjadi aksi HR yang dapat diukur
kontribusinya. Keduanya menggambarkan hubungan sebab
(leading/intangible) dan akibat (lagging/tangible), yang kuncinya adalah
disatu sisi ingin menggambarkan manusia dengan segala potensinya, dan
disisi lain ada konteribusi yang bias diberikan dalam pencapaian sasaran
perusahaan.
======================================
1) Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia, Editor: A. Usmara, Yogyakarta, Amara Books, 2002, hal. 183.2) Lina S. Waplau, Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia, Editor: A. Usmara, Yogyakarta, Amara Books, 2002, hal. 187.
3) Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi Balance Scorecard dengan Six Sigma, Vincent Gaspersz, PT Gramedia Pustaka Utama, 2002, hal. 11
*image dari http://www.balancedscorecard.org/
Bagi Anda yang berminat belajar Manajemen SDM dan HRD secara GRATIS.
Join Halaman Telegram Komunitas Young HRD Indonesia
0 komentar:
Posting Komentar