Pssst ! Perkenalkan, Saya Karyawan Beracun
Pssst ! perekenalkan saya Karyawan Beracun. Sepanjang karir Anda sebagai HRD, pasti Anda pernah bertemu karyawan seperti saya. Saya sebenarnya tidak senang terekspose, sayangnya Pak Robert Bitting mulai gembar-gembor memperkenalkan ciri-ciri saya kepada orang banyak.
Saya orang yang sangat negatif dan sangat senang menyalahkan. Setiap kali ada permasalahan muncul, sudah menjadi naluri saya untuk mencari kambing hitam. "Ini salah Anda, bukan salah saya", "Gimana saya bisa selesaikan pekerjaan kalau komputer jelek seperti ini", "Saya sudah usaha tepat waktu tapi bagaimana dong Pak, Jakarta macet". Kata-kata seperti barusan sudah menjadi modus operandi saya dalam diskusi sehari-hari.
Saya senang sekali untuk berpura-pura. Sudah menjadi keahlian saya untuk "terlihat bekerja" di depan atasan. Short Cut key Alt+Tab sudah mendarah daging untuk switch dari pekerjaan di komputer ke hiburan menyenangkan lainnya. Untuk sukses melakukan hal ini saya cukup melakukan seminimal mungkin yang diharapkan oleh perusahaan kepada saya, muncul ke kantor setiap hari misalnya, walaupun kalau diperhatikan rasanya saya cuma datang untuk menunggu jam pulang. Plus sesekali saya berakting produktif, untuk memastikan atasan tidak memiliki alasan yang terlalu kuat untuk menyorot perilaku saya.
Saya hanya mengakui karyawan yang secara status organisasi lebih tinggi dibandingkan saya. Untuk karyawan yang sifatnya pendukung atau lebih rendah statusnya di organisasi dibandingkan saya, cenderung saya acuhkan bahkan terkadang saya tidak anggap, atau yang lebih seru lagi saya bully dan permalukan didepan umum.
Permainan yang saya sukai adalah menjadi pahlawan. Terkadang saya senang menimbulkan permasalahan atau menggambarkan suatu isu kecil secara berlebihan melalui gosip, dan kemudian datang dengan ide yang konstruktif kepada atasan, walapun ide tersebut seringkali bukan asli datang dari saya.
Mungkin orang berpikir karyawan beracun seperti saya dengan mudah bisa diidentifikasi dan dikeluarkan dari perusahaan. Sayangnya banyak orang yang tidak mengerti bahwa saya memiliki kemampuan yang sangat baik untuk dekat dengan orang-orang berpengaruh, yang bisa menjadi "pelindung" bagi diri saya. Dengan keterampilan pendekatan ini, saya dapat dengan mudah membuat orang-orang berpengaruh ini buta akan pengaruh beracun saya.
Dampak Racunku Terhadap Perusahaan
Ternyata sekarang orang sudah mulai ramai melakukan penelitian dan menulis
dampak racunku terhadap perusahaan, berikut ini beberapa hal katanya:
53% waktu kerja hilang karena orang menghindar untuk berhubungan dengan diriku
46% rekan kerja yang berhubungan denganku, berpikir untuk pindah kerja agar dapat jauh dari diriku
12% rekan kerja yang berhubungan denganku, benar-benar berpindah kerja
37% rekan kerja berkurang rasa komitmen terhadap organisasi setelah berhubungan denganku
Yang menarik, walaupun sudah ada riset mengenai dampak buruk yang aku berikan kepada perusahaan, masih banyak perusahaan yang tidak dapat menyingkirkanku karena kemampuanku hidup dalam ambiguitas dan bayangan..buahahahahahaha (*ketawa jahat).
Hal Yang Aku Benci, Benci, dan Benci Sebagai Karyawan Beracun
Bagaimana saya bisa menjadi karyawan beracun?
Entahlah, namun psikolog biasanya memberikan penjelasan, perilaku saya timbul karena interaksi antara kepribadian bawaan serta pengaruh lingkungan yang tidak sehat. Akan tetapi, yang saya ingat ketika awal kerja dulu, saya sama seperti Anda, bersemangat dan penuh gairah, namun dengan seiring berjalannya waktu serta lemahnya kepemimpinan ditempat saya bekerja, saya semakin jauh masuk dalam sisi gelap.
Saya paling benci, benci, dan benci bila bertemu dengan orang yang memiliki otoritas serta secara sistematis berusaha menghilangkan racun yang saya tebarkan. Umumnya mereka adalah pimpinan yang adil dan berani atau orang HRD yang punya semangat untuk berusaha mengembalikan saya kejalan yang benar.
Cara mereka biasanya dibagi menjadi beberapa tahapan dan dilakukan secara sistematis. Mulai dari memberikan coaching & counseling kepada saya, dan bila tidak berhasil akan berusaha mengeluarkan saya dari perusahaan:
- Setelah perilaku saya mulai tercium pimpinan / HRD, mereka umumnya akan mengobservasi serta mencatat dengan detail perilaku saya yang beracun. Mereka akan sangat rinci dalam mendeskripsikan perilaku negatif, saya berikut dengan waktu kejadian. Misalnya: minggu ke-1 memaki-maki anak magang secara berlebihan di depan umum karena salah mengirim dokumen, minggu ke-2 telat mengirimkan laporan penting dan memberikan alasan yang tidak dapat diterima, minggu ke-3 memberikan solusi perbaikan yang sebenarnya ide rekan kerja, dst. Setelah catatan ini lengkap HRD & pimpinan akan mengaturkan pertemuan dengan saya. Sialnya mereka pintar, tidak akan menemui saya satu lawan satu karena bila ada saksi akan menyulitkan manuver lain yang bisa saya lakukan di masa depan.
- Dalam pertemuan mereka akan membeberkan hasil catatan sehingga saya tidak bisa mengelak lagi. Mereka kemudian memberi tahu kepada saya bahwa saya orang yang penting dalam tim namun perilaku saya merugikan tim dan diri saya sendiri. Mereka dengan tulus menyatakan bahwa mereka siap untuk membantu saya untuk memperbaiki perilaku serta kinerja saya dalam tim dengan cara memberikan program coaching dan counselingdalam waktu 3 bulan, yang bila selama 3 bulan saya tidak memperbaiki perilaku saya maka perusahaan akan mem-PHK saya.
- Program coaching & counseling yang mereka berikan dalam 3 bulan bentuknya tertulis secara detail. Disitu dijabarkan target kerja serta perilaku yang harus saya capai atau laksanakan, serta pelatihan atau penugasan khusus yang perlu saya ikuti untuk memperbaiki perilaku saya.
- Program ini diikuti dengan evaluasi yang dilakukan setiap bulan, dimana bila dalam bulan pertama saya tidak menunjukkan perbaikan maka surat peringatan pertama akan jatuh kepada diri saya. Bila pada bulan kedua perilaku saya tidak kunjung membaik maka surat peringatan kedua dan terakhir akan diberikan kepada saya. Bila hingga akhir bulan ketiga perilaku saya tidak kunjung membaik maka perusahaan akan melakukan pemutusan hubungan kerja atas diri saya, dengan menunaikan seluruh hak saya sesuai kontrak kerja dan peraturan perusahaan, serta memberikan pesta perpisahan dengan tetap menjaga harga diri saya di depan karyawan lain.
- Namun mereka akan jujur dan tulus dalam memberikan apresiasi kepada saya, apabila perilaku saya membaik, serta terus memantau dan memberikan motivasi hingga perilaku beracun saya tidak muncul lagi di masa depan.
Kutipan dari Bu Hellen Keller
Saya secara jujur paling tidak suka bila bertemu dengan pimpinan / HRD yang seperti ini, karena mereka giat sekali berusaha membersihkan racun yang sebarkan di perusahaan namun disaat yang bersamaan memberikan waktu, perhatian, serta kesempatan bagi saya untuk memperbaiki diri.
Para rekan kerja yang selama ini saya siksa tentunya bergembira, karena saya bisa kembali kejalan yang benar atau saya keluar dari perusahaan. Hal ini akan menjadi peningkat motivasi kerja yang sangat baik karena karyawan menilai perusahaan benar-benar memperhatikan pengembangan diri serta produktifitas karyawannya.
Bagi para pimpinan / HRD yang masih pusing menghadapi karyawan beracun seperti saya, kuberikan kutipan yang menarik dari Bu Hellen Keller sebagai penyemangat.. Walaupun tentunya saya tidak tulus dalam menyemangati Anda... Buahahahahaha (*ketawa jahat sekali lagi)
We could never learn to be brave and patient, if there were only joy in the world.
- Hellen Keller
0 komentar:
Posting Komentar