Diberdayakan oleh Blogger.
Dapatkan GRATIS EBOOK tentang Manajemen Sumber Daya Manusia, HRD, Human Capital, Leadership, Public Speaking & Ilmu Pengembangan Diri

Bergabunglah dengan Ribuan Sahabat HRD & Leader Pembelajar lainnya :

Grup Telegram Komunitas Young HRD Indonesia
Youtube Channel Komunitas Young HRD Indonesia
Halaman Facebook Komunitas HRD Indonesia



Mau Presentasi Sehebat Trainer ?

Mau Presentasi Sehebat Trainer ?
Info Detail KLIK Gambar

Jumat, 09 Oktober 2015

Cara Sederhana menghitung konsumsi BBM Kendaraan









Metode Full to Full
  1. Isi tangki bahan bakar sampai full dan catat berapa kilometer di odometer/penunjuk jarak tempuh (kita sebut A).
  2. Gunakan kendaraan anda seperti biasa sehari hari.
  3. Lalu isi bahan bakar anda sampai full dan catat berapa liter (kita sebut F) dan catat berapa kilometer di odometer/penunjuk jarak tempuh (kita sebut B).
Rumus:
A (Jarak Awal)  = 2000KM ; 
B (Jarak Akhir) = 2200KM ; 
F (Kuota Tangki Full Mobil) = 20 Liter
(B – A) : F = Hasil KM/Liter
(2200 – 2000) : 20 = 10 KM/Liter

Jadi Rata rata penggunaan Kendaraan anda sehari hari adalah 1 Liter menempuh jarak 20 KM.

Untuk menjaga kondisi optimal penggunaan BBM anda usahakan selalu melakukan perawatan berkala dan juga laporkan ke bengkel resmi bila terjadi konsumsi bbm berlebihan di kendaraan anda, mintalah ke bengkel resmi anda untuk mencari solusi agar BBM anda optimal dan tidak boros. (dengan catatan anda menggunakan kendaraan dengan baik dan benar).


Tips Mengemudi Hemat BBM ala Supir Kurir Mobil Baru
sumber : 


Mengemudi hemat (eco driving) kerap dilakukan pemilik kendaraan agar dapat menekan pengeluaran biaya operasional kendaraan. Apalagi jika mengingat bahan bakar fosil yang digunakan yang terus menipis. Malah cadangan minyak di Indonesia hanya tinggal 12 tahun lagi, seperti dilansir Kompas.com.

Banyak jalan menuju Roma. Penghematan penggunaan BBM pun bisa dilakukan dengan banyak cara. Selain soal teknis dan spesifikasi kendaraan yang digunakan, trik mengemudi maupun pemilihan rute perlu kecerdikan.

Kami pun menjumpai salah satu sopir yang kesehariannya bertugas mengantarkan mobil baru ke showroom maupun ke pemilik mobil. Dari informasi yang kami dapat, para sopir delivery mobil baru ini harus menerapkan mengemudi hemat maupun trik lainnya setiap kali bertugas.

Menurut penuturan sumber kami itu, sebenarnya setiap mobil baru yang ingin diantar ke lokasi tujuan yang berada di Jakarta, memeroleh jatah BBM sebanyak 10 liter dari dealer atau APM bersangkutan. Tetapi pada kenyataannya, para sopir itu mampu menekan penggunaan BBM secara signifikan, meski hal itu tergantung jarak tempuh.

Sebelum berangkat mengantar mobil, mereka mempertimbangkan beberapa faktor terlebih dahulu (baca boks). Sehingga seberapa banyak penghematan BBM yang bisa dicapai sudah bisa diprediksi.
ECO driving dituntut untuk irit BBMSopir kurir mobil baru jarang menggunakan AC agar mobil lebih iritSopir kurir mobil baru memiliki estimasi penggunaan BBM yang pas
Untuk mengantar mobil di kawasan Jabodetabek, kebutuhan BBM tidak lebih dari 5 liter. Lalu sesampainya di tangan konsumen, mobil itu masih bisa dijalankan sampai ke SPBU terdekat untuk mengisi bahan bakar.

Tidak bermaksud menyudutkan, tapi beberapa trik yang mereka terapkan bisa juga digunakan pemilik mobil yang ingin berhemat penggunaan BBM.

Salah satu sopir yang kerap mengantar produk Honda yang enggan disebutkan namanya mengungkap, “Untuk melakukan penghematan BBM pada mobil yang akan diantar sebenarnya sangat mudah. Ketahui dulu spesifikasi mobil, mengemudi sehemat mungkin dan mengetahui kondisi rute yang akan ditempuh,” ujarnya lugas. Hal itu mencakup tingkat kemacetan, kondisi permukaan jalan, dan lainnya.

Tanpa menyebutkan nama sumber kami, mereka pun bersedia membeberkan rahasianya. Seperti apa triknya?.
Jalan tol pun turut dilalui untuk efisiensi BBMWaktu mengantar sangat mempengaruhi penggunaan BBMPlastik pembungkus kursi dibiarkan terpasang saat delivery mobil

SIMAK TRIK MEREKA

Spesifikasi Mobil

Setiap mobil memiliki spesifikasi yang berbeda-beda. Mulai dari kapasitas mesin, bobot hingga teknologi yang berpengaruh pada konsumsi BBM. Hal ini sangat diperhatikan para sopir pengantar mobil  baru ini. Ia harus memahami karakter mobil terlebih dahulu sebelum melakukan penghematan BBM.

Salah satu contoh Honda Jazz yang memiliki kapasitas mesin 1.497 cc 4 silinder bertransmisi manual dengan konsumsi bahan bakar dalam kota di kisaran 11,1 km/liter. Sopir menentukan patokan penggunaan BBM yang dihubungkan dengan jarak perjalanan. Jika jarak yang akan ditempuh sekitar 30 km, maka sopir hanya membutuhkan 5 liter bensin agar mobil dapat menempuh jarak 55,5 km. Dengan jarak hanya 30 km, artinya sisa bahan bakar itu dapat digunakan pemilik mobil baru untuk melakukan perjalanan mengisi BBM di SPBU terdekat.
Jalan alternatif digunakan untuk mempersingkat jarak

ECO Driving

Banyak pengemudi yang menganggap berjalan pelan menggunakan gigi tinggi, bisa menghemat BBM. Sementara salah satu prinsip ECO driving berpatokan pada keselerasan antara penggunaan gigi dan torsi puncak dari mesin. Artinya, untuk mobil manual, perpindahan gigi dilakukan pada putaran mesin di mana torsi maksimum tercapai. Bukan berpatokan pada kecepatan kendaraan. Sehingga kerja mesin yang efisien bisa tercapai.

Hal itu juga menjadi salah satu jurus para sopir ini untuk mereduksi penggunaan BBM. Mereka umumnya melakukan perpindahan gigi pada putaran mesin 2.000–2.500 rpm setiap mengantarkan mobil bertransmisi manual.

Lalu bagaimana dengan mobil bertransmisi otomatis? Prinsipnya sama saja, tetapi pada mobil bertransmisi otomatis mereka menerapkan trik dengan menginjak pedal gas secara ekstra-halus. Kecepatan meningkat secara gradual dan gigi berpindah pun juga halus.

Salah satu sopir mengatakan,“Mematikan AC dan buka kaca samping sudah menjadi hal yang biasa dilakukan pengirim mobil dari APM ke dealer untuk mereduksi penggunaan BBM. Sedangkan sopir yang mengantar mobil langsung ke konsumen tidak melakukannya. Hal itu untuk menghindari komplain dari konsumen karena mobil akan terlihat kotor. Makanya, penghematan BBM saat mengantar ke dealer bisa lebih banyak dibanding ke konsumen.”

Hasilnya memang jitu, tetapi kami tidak menyarankan Anda untuk mengikutinya, karena akan mengorbankan bagian interior Anda terhingga oleh debu atau kotoran.

Situasi dan Kondisi Rute

Jurus andalan sopir pengirim mobil baru berikutnya ialah memahami dan membaca situasi jalan. Karena cakupan area delivery mobil baru cukup luas, bertahun-tahun mereka mempelajari untuk memahami waktu saat jalan dipadati oleh kendaraan. Mereka pun terkadang saling bertukar informasi.

“Waktu berkendara yang ideal untuk mengantarkan mobil yakni di atas pukul 9 pagi hingga 4 sore. Rentang waktu itu tidak berpapasan dengan waktu para pekerja melakukan aktivitas di jalan atau jam sibuk,” ujar salah satu sopir. Setidaknya, perjalanan di luar “jam sibuk” itu dapat membuat mobilnya terus melaju walau pelan.

Selain soal waktu, pengetahuan tentang kondisi jalan perlu diketahui. Para sopir ini memperhitungkan rute jalan yang ditempuh. Selain kepadatan lalu lintasnya, juga kondisi permukaan jalan (mulus, ada kerusakan atau perbaikan jalan yang menghambat arus lalu lintas) atau jumlah persimpangan yang dilalui. Terlebih pada daerah yang macet tanpa kenal waktu.

Dalam kondisi seperti inilah, mereka memilih untuk mencari “jalan tikus” untuk mencapai lokasi. “Namun untuk cara ini perlu pengalaman atau jam terbang tinggi agar tahu persis kondisi dan dimana munculnya saat menempuh jalan tikus itu,” timpal salah satu sopir.

Cara Mudah Membuat Mobil Hemat Bahan Bakar
sumber : 
Selama ini isu irit BBM selalu menghantui pemilik mobil. Beberapa orang tidak peduli, beberapa orang lainnya berusaha mencari celah untuk menghemat BBM. Beragam cara dipakai, termasuk menggunakan produk penghemat BBM yang banyak beredar di pasaran.

Padahal, ada cara sederhana guna menghemat penggunaan BBM. Dan semua bermuara pada hal-hal sederhana yang kerap dilupakan oleh pemilik mobil. Nah, dengan menyisihkan waktu sejenak, Anda dapat belajar ‘menabung’ konsumsi BBM sedikit demi sedikit. Lantas, apa saja yang harus Anda perhatikan?

Balancing

Ban adalah ujung tombak mobil dalam upaya mengirit konsumsi BBM. Nah, karena sebab tertentu, ban bisa saja meng­alami kondisi unbalance. Getaran yang dihasilkan jelas mengurangi kenyamanan berkendara. Anda pun harus menekan pedal gas lebih dalam agar kecepatan mobil melampaui zona getaran tersebut.

Alhasil, Anda tak bisa mengatur irama berken­da­ra dengan baik dan cen­derung agresif saat menekan pedal gas. Selain itu, mesin butuh kekuatan ekstra ketika memutar ban yang bergetar. Sedikit ba­nyak akan menaikkan konsumsi BBM.

Wheel Alignment

Sudut keselarasan roda sangat mempengaruhi kinerja ban. Sudut ban yang tidak sesuai standar pabrikan membuat Anda sulit untuk mengarahkan kemudi di jalan. Akibatnya, Anda ‘dipaksa’ untuk menekan pedal gas lebih dalam supaya putaran ban tidak terhambat dan selaras kemauan pengemudi.

Bisa dipastikan, konsumsi BBM pun turut bertambah. Lakukan balancing dan wheel alignment secara rutin untuk membuat ban bisa tetap bergulir dengan lancar.
Wheel alignment membuat mobil melaju hemat BBM
Filter Udara

Ibarat manusia bernafas, mesin juga membutuhkan kualitas udara yang memadai agar dapat melakukan pembakaran dengan baik. Kotoran seperti debu dapat membuat pembakaran berlangsung tidak sempurna. Selain itu, kotoran juga dapat menempel pada sa­luran menuju ruang bakar, bahkan sampai menyumbatnya. Kotoran adalah musuh utama mesin.

Ujung-ujungnya adalah mesin lebih boros karena menurunnya performa dan pengemudi cenderung menekan pedal gas lebih dalam sebagai kompensasi tereduksinya tenaga. Itulah mengapa filter udara begitu berperan dalam menghemat konsumsi BBM. Pastikan untuk selalu menggantinya sesuai dengan petunjuk pabrikan. Hal serupa juga berlaku bagi filter BBM dan oli sebagai penunjang kerja mesin.

Tekanan Angin Ban

Berapa tekanan angin ban paling pas? Mudah, sesuaikan saja dengan rekomendasi pabrikan yang biasa tertera di pintu pengemudi.

Bagaimana kalau le­bih? “Logikanya, ban dapat meng­gelinding dengan le­­bih mudah karena hambatan gelindingnya semakin rendah. Tapi saat berbelok, justru butuh tambahan tenaga mesin karena ban cenderung bergerak lurus,” ungkap Zulpata Zainal, Proving Ground Manager PT Bridgestone Indonesia.

Tekanan angin ban kurang sudah pasti membuat konsumsi BBM boros karena mesin butuh tenaga ekstra untuk memutar ban. Kami pernah membuktikannya dengan menguji tekanan angin sesuai rekomendasi dan lebih kempis 10 psi. Hasilnya adalah ban kempis lebih boros sekitar 2 km/l.

“Yang terbaik adalah sesuai dengan rekomendasi pabrikan. Selain membantu menghemat konsumsi BBM juga menjaga keselamatan berkendara,” tegas Zulpata.
Tekanan angin ban penting untuk diperiksa berkalaKebersihan filter udara wajib diperhatikan agar tidak mengganggu suplai udara ke ruang bakarKerusakan komponen pada sistem AC turut mempengaruhi konsumsi BBM
Pendingin Kabin

Bukan menganjurkan Anda untuk tidak menggunakan AC, tapi kinerja pendingin kabin mempengaruhi konsumsi BBM. Seiring waktu, performa pendingin kabin bisa saja menurun. Akibatnya, kerja AC dalam menjaga kesejukan kabin pun tidak bisa maksimal.

Tanpa sadar kita banyak menyalahkan kondisi cuaca yang semakin panas. Tidak salah memang, tapi itu mendorong Anda untuk terus memaksimalkan kinerja AC. Alhasil, sistem pendingin ‘dipaksa’ bekerja penuh. Padahal AC membe­bani kerja mesin. Mesin pun jadi bekerja ekstra guna memenuhi tuntutan AC.

Belum lagi berkaitan dengan masalah pada AC itu sendiri. Seperti freon yang berkurang, saluran bocor, atau yang parah seperti kerusakan pada bearing. Masalah tersebut akan langsung berdampak pada mesin.

Pemilihan BBM

Cara paling sederhana dalam menghemat konsumsi BBM adalah menggunakan bahan bakar yang sesuai dengan rekomendasi pabrikan. Saat ini bisa dipastikan bahwa hampir seluruh APM mensyaratkan bensin dengan nilai oktan minimal 90. Artinya, mobil Anda yang menggunakan bensin butuh BBM dengan nilai oktan minimal 92, atau yang masuk dalam kategori BBM non subsidi.

BBM yang sesuai kebutuhan mesin membuat proses pembakaran dapat berlangsung lebih optimal, bahkan sempurna. Ledakan tenaga besar membuat Anda tidak perlu menekan pedal gas lebih dalam karena mesin selalu dalam performa terbaiknya. Ending-nya adalah konsumsi BBM irit dan usia pakai komponen bergerak di dalam mesin yang lebih panjang.

Hal serupa juga dapat diterapkan pada mesin diesel. Syaratnya adalah Anda harus mengetahui nilai cetane minimal yang direkomendasikan oleh produsen mobil Anda.

0 komentar:

Posting Komentar

Leadership & People Development

Practical Coaching Konseling

Practical Coaching Konseling
Gabung KLIK Gambar atau Hubungi WhatsApp 085852316552

Corporate Trainer & Public Speaker

Certified HUMAN DEVELOPMENT