Berikut peraturan pemerintah tentang pelaksanaan BPJS Ketenagakerjaan
Dapatkan GRATIS EBOOK tentang Manajemen Sumber Daya Manusia, HRD, Human Capital, Leadership, Public Speaking & Ilmu Pengembangan Diri
KLIK Link DOWNLOAD EBOOK GRATIS
Bergabunglah dengan Ribuan Sahabat HRD & Leader Pembelajar lainnya :
Grup Telegram Komunitas Young HRD Indonesia
Youtube Channel Komunitas Young HRD Indonesia
Halaman Facebook Komunitas HRD Indonesia
Jumat, 04 Desember 2015
Kamis, 26 November 2015
3 C DALAM PRESENTASI
Sekali lagi, saya ingin bicara tentang ketrampilan presentasi.
Banyak teori tentang presentation skill, dari yang bahasannya pendek dan singkat-singkat saja, sampai dengan yang bahasannya berpanjang-panjang lebar. Saya sendiri lebih suka mengaitkan presentasi dengan Teori 3 C.
Apa itu 3 C ?
3 C singkatan dari Content, Competence, dan Context.
Kita mulai dari content. Content adalah isi materi. Content bicara tentang APA yang mau kita sampaikan. Tema, sub tema, ruang lingkup, dan batasan pembahasan adalah bagian dari content.
Dalam presentasi, kita harus berani melakukan batasan terhadap tema yang kita bicarakan. Batasan membuat kita menyampaikan materi dalam porsi yang pas, tidak terlalu sedikit ( sehingga gak bisa ngomong karena bingung... :p ), juga tidak terlalu banyak ( misal: diminta bicara 10 menit, jadinya 30 menit... ).
Content juga bicara APA tujuan kita memberikan presentasi, apakah hanya sekedar sharing, menyampaikan pengetahuan, atau memberikan inspirasi ke orang lain ( So, sebelum bicara luangkan waktu untuk benar-benar memikirkan APA tujuan kita memberikan presentasi.... )
Dari sisi Content juga bisa terungkap apakah seorang presenter sungguh-sungguh menguasai materinya, atau hanya sekedar setengah-setengah menguasainya.
Yang jelas, presentasi tidak sekedar bicara di depan umum, tetapi juga bicara dengan penguasaan content yang tinggi.
Begitulah tentang content. .
Lalu, apa itu Competence ? Apa bedanya Content dengan Competence ?
Ibaratnya belajar bela diri, content itu tenaga, competence itu jurus-jurusnya. Lebih penting mana content dengan competence ? Menurut saya, dua-duanya penting sih. Punya tenaga gak punya jurus, gak bisa berbuat banyak. Punya jurus gak punya tenaga, jadinya kurang nonjok juga.
Competence adalah kemampuan kita untuk men-deliver sebuah materi.
Delivery materi ini bisa macam-macam bentuknya. Bisa story telling, lecturing, curhat, ngobrol biasa, fasilitasi diskusi, membahas studi kasus, dsb.
Kalo cuma begitu gampang dong ?
Yah, bisa gampang, bisa enggak.
Maksudnya, kita harus tahu persis mana materi yang bisa di-deliver dengan story telling, dan mana yang bisa di-deliver dengan lecturing, dll. Jadi, sebelum presentasi kita harus memastikan dengan cara apa materi ini akan disampaikan.
Pastinya, sama dengan ahli beladiri, semakin banyak jurus yg dia kuasai dia akan semakin "sakti". Bagi presenter, semakin banyak kemampuan delivery yg dia kuasai dia akan semakin "sakti".
Dalam hal yg lebih "sederhana", competence meliputi juga postur tubuh presenter saat bicara, kostum yg dipakai, keras tidaknya suara, semangat tidaknya presenter, dll.
C yang ketiga adalah Context.
Masih dengan ilustrasi ahli beladiri, selain kudu kuat di tenaga ( Content ), dan jago di jurus ( Competence ), seorang ahli beladiri harus cepat membaca situasi dan lawan yang dihadapi. Kalo lawan tubuhnya kecil, bisa langsung ditendang atau ditonjok. Tapi kalo lawan badan dan tenaganya lebih gede, pastinya lebih cocok buat dibanting. Memaksakan untuk adu tenaga akan sia-sia, bisa-bisa malah mendatangkan nestapa...
Begitulah kira-kira Context.
Kemampuan untuk "membaca" dan "menghubungkan", bahkan "menghubung-hubungkan" antara diri kita sebagai presenter, audiens, materi yang kita sampaikan dan situasi di sekitarnya.
3 C, Content, Competence, dan Context, bisa membantu kita membuat presentasi yang hebat !
Kamis, 12 November 2015
Kuesioner Karyawan
Employee Insight Index
Survey ini bertujuan mengetahui pendapat rekan-rekan mengenai persepsi rekan-rekan
terhadap diri sendiri – kolega – organisasi
Berikan angka: persis seperti angka di sekolah
1 Sangat tidak setuju
2
3
4
5
6 Pas-pasan
7
8
9
10 Sangat SETUJU
* Required
Budaya Perusahaan Kelas Dunia : Budaya TODE XL Axiata
sumber : http://jamilazzaini.com/budaya-perusahaan-kelas-dunia/
“Budaya T.O.D.E = Taking ownership, Outside-in, Demanding, dan End to end. Budaya perusahaan kelas dunia..” Jamil Azzaini’s quote
Semua perusahaan besar dan ternama ternyata sangat peduli terhadap budaya perusahaan. Bukan hanya dibuat tetapi mereka “habis-habisan” mensosialisasikan nilai-nilai yang ingin ditanamkan di semua stakeholder perusahaan. Asyiknya buat saya adalah, nilai-nilai perusahaan itu bisa juga saya terapkan dalam kehidupan pribadi.
Contohnya XL Axiata. Perusahaan tersebut memiliki budaya kerja “memberikan pengalaman pelanggan yang terbaik”. Untuk mewujudkannya, mereka menerapkan perilaku kerja TODE, kependekan dari Taking ownership, Outside-in, Demanding, dan End to end.
Perilaku kerja itu sejatinya bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, tentunya dengan berbagai modifikasi. Taking ownership bisa kita terjemahkan jadilah orang yang berani mengambil tanggungjawab. Milikilah nyali untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan besar, tak hanya sibuk dengan rutinitas yang mematikan kreativitas.
Outside-in bermakna dengarkanlah pendapat para ahli dan guru-guru kehidupan. Mereka terbiasa melihat segala sesuatu dari perspektif yang lebih luas (helicopter view) sementara kita lebih banyak menggunakan “kacamata kuda”. Dengarkanlah juga suara hati orang-orang yang kita cintai. Apakah mereka bahagia? Apakah mereka bangga dengan kita? Tanyakan, jangan terlalu sibuk dengan perasaan dan tafsiran ego pribadi.
Demanding itu berarti terbiasa menetapkan standar yang tinggi. Hidup ini tak cukup asal melakukan yang baik-baik. Kita harus terbiasa melakukan yang baik-baik dengan cara terbaik. Kerja tak asal kerja, bisnis tak asal bisnis, ibadah tak asal ibadah, berkeluarga tak asal berkeluarga. Semua harus dilakukan dengan strategi dan cara yang terbaik.
End to end itu adalah fokus pada proses yang terbaik, terbiasa melakukan segala sesuatu hingga tuntas. Kita harus menjauhi cara kerja “hangat-hangat tahi ayam”, semangat saat diskusi tapi ogah dan bermalas-malasan saat harus aksi. Seorang pemain bola yang mahir membawa bola, melewati banyak pemain menuju gawang lawan namun tak mau memasukan bola ke gawang lawan, dalam sebuah kompetisi itu adalah sia-sia. Lakukanlah pekerjaan hingga tuntas.
Perusahaan-perusahaan kelas dunia memiliki budaya kerja sehingga mereka terus eksis dalam persaingan.
Bagi Anda yang berminat belajar Manajemen SDM dan HRD
Join Halaman Telegram Komunitas Young HRD Indonesia
Kamis, 05 November 2015
Buku Digital Employee Recruitment, Selection, and Assessment: Contemporary Issues for Theory and Practice by Ioannis Nikolaou and Janneke K. Oostrom
Personnel selection is changing. Whilst traditional face-to-face interviews are still common, the range of assessment processes that inform the selection of candidates is increasingly diverse, taking advantage not only of new technologies, but also using new methods and strategies, such as assessment centres and personality testing. This new collection looks at the most important contemporary issues in recruitment, selection and assessment today, highlighting the latest research from the perspective of both recruiter and applicant. The book is written by an international range of prominent scholars in this area, and provides up-to-date analysis of key topic areas, including: How measurements of intelligence can impact on recruitment policies The use and value of personality tests An analysis of social interaction in the interview process The value and impact of video resumes in recruitment How social networks affect how applicants are perceived Job analysis and competencies modelling Part of the Current Issues in Work & Organizational Psychology series, this is an important book that shines a light on the latest theory and practice in employee recruitment. It will interest not only students and researchers of Organizational Psychology, HRM and Business and Management, but will also engage professionals in the field.
Selasa, 27 Oktober 2015
APA YANG ANDA LAKUKAN SETELAH MEMILIKI KPI
Darmin A. Pella
Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu Anda lakukan setelah mengidentifikasi KPI.
1. What Matter Most
Ini adalah proses menyaring KPI. Semisal Anda menemukan 254 KPI pada satu workshop identifikasi KPI, telitilah seluruh Key Performance Indicator tersebut agar kita hanya memelihara jumlah yang sedikit, tetapi yang benar-benar penting untuk setiap jabatan. Jumlah yang sedikit memunculkan kemudahan. Status benar-benar penting memastikan bahwa setiap KPI memiliki peran strategis mendukung strategi perusahaan menuju Operational Excellence maupun Transformation.
Prinsip yang digunakan ialah sebaiknya tidak menggunakan banyak KPI. Tiga, lima atau tujuh KPI misalnya bisa dianggap cukup, sepanjang tidak melupakan KPI yang benar-benar penting.
2. Levelling
Ini adalah proses menata letak KPI agar level dengan jabatan yang ada dalam perusahaan. Penataan level KPI dilakukan diskusi dan verifikasi oleh atasan untuk menentukan Indikator Keberhasilan Pekerjaan (Key performance Indicator – KPI) yang sesuai untuk level divisi, departemen maupun seksi.
Setiap KPI perlu mendukung KPI organisasi di level yang lebih tinggi. Sebagai contoh, KPI di level Seksi semestinya sejalan dan mendukung pencapaian KPI level Departemen. KPI level Departemen mendukung level Divisi. Dan KPI Divisi mendukung KPI level perusahaan. Proses ini disebut KPI Alignment, yakni satu proses mengkomunikasikan seluruh KPI di berbagai level untuk memastikan keterhubungan dan konsistensinya.
Perhatikan bahwa penyaringan KPI akan menggunakan panduan Strategy Map dan KPI untuk level perusahaan (company level).
3. Measurement Description
Ini adalah proses memperjelas seluk beluk KPI. Bagi KPI yang telah disepakati, lanjutkan dengan pengisian KPI Description oleh pemegang jabatan. Pengisian KPI Description bertujuan untuk memperjelas definisi KPI, formula penghitungannya, contoh penghitungannya, standar pencapaian KPI, berbagai hal lain untuk memperjelas seluk-beluk suatu KPI.
4. Measurement Confirmation
Ini adalah proses mengkonfirmasi KPI Description kepada atasan masing-masing pemegang jabatan. Konfirmasi KPI Description bertujuan memperjelas dan mendapatkan kesepakatan antara pemegang jabatan dan atasan mengenai definisi KPI, formula penghitungannya, contoh penghitungannya, standar pencapaian KPI, cara meningkatkan KPI dan berbagai hal lainnya. Indikator keberhasilan pekerjaan merupakan sesuatu yang perlu diperjelas, dipahami dan disepakati bersama antara atasan dan pemegang jabatan. Ini akan membantu meningkatkan komitmen dan objektifitas sejak tahap perencanaan pekerjaan sampai dengan monitoring dan evaluasi hasilnya nanti.
Tahap yang dicantumkan di atas belumlah menggambarkan seluruh tahap yang diperlukan. Masih ada beberapa langkah yang harus kita lewati. Sebagai contoh, salah satunya ialah, supaya mudah bagi perusahaaan memelihara indikator tersebut, maka indikator yang telah disepakati tentu perlu diakulturasi ke dalam sistem pelaporan rutin di setiap unit kerja. Mengasimilasi setiap KPI ke dalam sistem pelaporan rutin internal di setiap unit kerja berfungsi memastikan setiap KPI terus dipelihara dan dimonitor peningkatan pencapaiannya secara berkesinambungan. Keberhasilan jangka panjang merupakan akumulasi aktifitas perusahaan memperbaiki sistem manajemennya.
“A Thousand Mile Journey to Success Begin with One Step”
Perjalanan panjang menuju sukses dimulai dengan mengayunkan langkah pertama
Setahap demi setahap kita bersama-sama dapat membangun sistem manajemen yang lebih baik, yang kokoh, berdiri di atas fondasi yang solid dalam rangka membangun suatu “sistem”. Sistem yang membantu karyawan lebih fokus dalam perbaikan proses bisnis yang berpengaruh pada performa perusahaan. Sistem yang akan menggerakkan perusahaan lebih cepat dalam memenuhi visi dan misi yang telah dicanangkan oleh manajemen puncak. (da)
Sabtu, 24 Oktober 2015
Ebook Personality Plus at Work by Florence Littauer
Menjadi Pribadi Yang Unggul Di Lingkungan Kerja
Di mana pun Anda bekerja, Anda akan memiliki rekan kerja yang akan berhubungan dengan Anda dan tidak akan bisa Anda hindari. Namun, tahukah Anda bahwa Anda memegang kunci untuk bekerja sama dengan baik bersama seluruh rekan kerja Anda? Hal itu muncul dari cara memanfaat kuasa kepribadian.
Selama 25 tahun, buku laris Florence Littauer Personality Plus telah menjadi bacaan yang dibuthkan oleh para pegawai di berbagai perusahaan besar. Sekarang, Personality Plus at Work menunjukkan kepada Anda cara agar bisa berhasil bekerja sama dengan siapa pun dan memerhatikan perbedaan kepribadian yang mendasar. Buku ini menunjukkan hal-hal yang terjadi ketika berbagai kepribadian diabaikan, cara setiap kepribadian bisa memimpin, dan cara menggabungkan berbagai kepribadian yang berbeda untuk membangun tempat kerja yang vital dan harmonis.
Entah Anda memimpin sebuah departemen, sebagai karyawan baru, atau sukarelawan, wawasan yang ditemukan dalam buku ini akan merevolusi hubungan Anda dalam pekerjaan.
Bagi Anda yang berminat belajar Manajemen SDM dan HRD.
Join Halaman Telegram Komunitas Young HRD Indonesia
Selasa, 20 Oktober 2015
Assessment dengan menggunakan DISC
DISC Profile System yang sedang banyak digunakan dalam melakukan rekrutment atau pemetaan potensi karyawan disusun oleh seorang psikolog dari Universitas Colombia bernama Dr.William M.Marston pada 1920 & 1930 berdasar teori perilaku.
Adapun definisi dasar dari DISC sebagai berikut:
— (D) Dominance : dorongan untuk mengontrol, meraih tujuan/target. Intensi dasarnya to overcome.
— (I) Influence : dorongan untuk mempengaruhi, berekspresi, dan didengarkan. Intensi dasar: to persuade
— (S) Steadiness : dorongan untuk menjadi stabil dan konsisten. Intensi dasarnya to support
— (C) Compliance : dorongan untuk menjadi benar, pasti dan aman. Intensi dasarnya to avoid trouble.
— (D) Dominance : dorongan untuk mengontrol, meraih tujuan/target. Intensi dasarnya to overcome.
— (I) Influence : dorongan untuk mempengaruhi, berekspresi, dan didengarkan. Intensi dasar: to persuade
— (S) Steadiness : dorongan untuk menjadi stabil dan konsisten. Intensi dasarnya to support
— (C) Compliance : dorongan untuk menjadi benar, pasti dan aman. Intensi dasarnya to avoid trouble.
Tes DISC terdiri dari 24 nomor terdiri dari empat pilihan daftar gambaran diri. Pada tiap nomor, Anda akan diminta untuk memilih satu daftar yang paling menggambarkan diri Anda, dan satu daftar yang paling tidak sesuai. Jadi ada dua tanda silang dalam satu nomor. Misal:
X __ ramah, riang, populer
__ __ pendiam, penyendiri
__ X tegas, galak
__ __ cerewet, tidak sabar
X __ ramah, riang, populer
__ __ pendiam, penyendiri
__ X tegas, galak
__ __ cerewet, tidak sabar
Contoh tersebut tidak akan Anda temui di DISC, ini hanya ilustrasi saja. Kalau dirasa tidak ada yang pas, Anda tetap harus memilih, yang paling mendekati dengan diri. Garis pada contoh di atas akan berupa kotak untuk Anda beri tanda silang di lembar soal DISC. Kolom kotak sebelum kiri untuk jawaban paling sesuai, kolom di kanan untuk pilihan seballiknya. Contoh jawaban silang di atas menggambarkan gambaran paling sesuai adalah ramah, riang, populer, sementara tegas dan galak adalah yang paling tidak sesuai. Biasanya keseluruhan pertanyaan ini bisa dijawab kurang lebih 10 menit.
Gambaran apa yang akan dihasilkan ?
Secara general, biasanya akan tergambar dua kelompok besar yakni orang yang berorientasi pada tugas vs hubungan antar individu; desisif vs asertif; berhati-hati vs akomodatif. Selain itu, orang yang kuat pada area D & I tergolong orang yang berperan aktif, sementara S & C pasif atau pendukung.
Orang yang aktif (D) dan berorientasi pada tugas biasanya memiliki karakter tegas, berani mengambil resiko dengan pertimbangan logis, bahkan terkadang terkesan ’kejam’ karena komitmennya yang kuat pada pencapaian target. Sebaliknya mereka yang kuat di ranah I, biasanya memiliki gaya kepemimpinan demokratis dan lebih mementingkan pendekatan antar individu. Resikonya terkadang kurang tegas dan terlalu fleksibel. Begitu pula dengan orang S dengan karakter kuat sebagai pendukung, dan C dengan karakter kuat menghindari masalah. Mereka akan terlihat kurang bahkan tidak berani mengambil resiko, namun merupakan anggota tim yang sangat kooperatif karena biasanya menikmati keteraturan, rutinitas dan hal yang pasti.
Mana yang terbaik ?
Tergantung dari apa yang dibutuhkan. Ada kalanya dibutuhkan pemimpin yang mampu tegas dalam target atau tugas, ada kalanya sifat bisnis perusahaannya membutuhkan pemimpin yang memiliki skill sosial tinggi. Oleh karenanya asessment center selalu menggunakan bermacam alat tes, untuk mendapatkan gambaran yang paling ’lengkap’ guna memenuhi kebutuhan di dunia kerja (posisi).
DISC hanya satu alat yang digunakan dan harus didukung oleh alat lain, seperti leaderless group discussion, analisa kasus, in-basket (tugas manajerial untuk level supervisor ke atas), behavioral event interview/competency based interview, PAPI Kostik (tes inventori yang juga mampu menggambarkan kecenderungan sikap kerja, gaya kerja, dsb), dan masih banyak lagi. Semakin banyak bukti yang didapatkan untuk memenuhi indikator perilaku yang dibutuhkan, semakin akurat gambaran kompetensi seseorang.
Hanya satu rumusan ketika Anda akan mengikuti assessment center atau psikotes: istirahat cukup agar segar secara fisik dan mental. Karena penilaian ini bertujuan untuk mengetahui diri Anda, bukan kemampuan akademis. Jawablah sespontan mungkin dan pilihan jawaban yang paling menggambarkan diri Anda.
sumber : http://portalhr.com/konsultasi/bagaimana-melakukan-assement-dengan-disc/
Jumat, 09 Oktober 2015
Cara Sederhana menghitung konsumsi BBM Kendaraan
Metode Full to Full
- Isi tangki bahan bakar sampai full dan catat berapa kilometer di odometer/penunjuk jarak tempuh (kita sebut A).
- Gunakan kendaraan anda seperti biasa sehari hari.
- Lalu isi bahan bakar anda sampai full dan catat berapa liter (kita sebut F) dan catat berapa kilometer di odometer/penunjuk jarak tempuh (kita sebut B).
Rumus:
A (Jarak Awal) = 2000KM ;
B (Jarak Akhir) = 2200KM ;
F (Kuota Tangki Full Mobil) = 20 Liter
(B – A) : F = Hasil KM/Liter
(2200 – 2000) : 20 = 10 KM/Liter
Jadi Rata rata penggunaan Kendaraan anda sehari hari adalah 1 Liter menempuh jarak 20 KM.
Untuk menjaga kondisi optimal penggunaan BBM anda usahakan selalu melakukan perawatan berkala dan juga laporkan ke bengkel resmi bila terjadi konsumsi bbm berlebihan di kendaraan anda, mintalah ke bengkel resmi anda untuk mencari solusi agar BBM anda optimal dan tidak boros. (dengan catatan anda menggunakan kendaraan dengan baik dan benar).
Tips Mengemudi Hemat BBM ala Supir Kurir Mobil Baru
sumber :
Mengemudi hemat (eco driving) kerap dilakukan pemilik kendaraan agar dapat menekan pengeluaran biaya operasional kendaraan. Apalagi jika mengingat bahan bakar fosil yang digunakan yang terus menipis. Malah cadangan minyak di Indonesia hanya tinggal 12 tahun lagi, seperti dilansir Kompas.com.
Banyak jalan menuju Roma. Penghematan penggunaan BBM pun bisa dilakukan dengan banyak cara. Selain soal teknis dan spesifikasi kendaraan yang digunakan, trik mengemudi maupun pemilihan rute perlu kecerdikan.
Kami pun menjumpai salah satu sopir yang kesehariannya bertugas mengantarkan mobil baru ke showroom maupun ke pemilik mobil. Dari informasi yang kami dapat, para sopir delivery mobil baru ini harus menerapkan mengemudi hemat maupun trik lainnya setiap kali bertugas.
Menurut penuturan sumber kami itu, sebenarnya setiap mobil baru yang ingin diantar ke lokasi tujuan yang berada di Jakarta, memeroleh jatah BBM sebanyak 10 liter dari dealer atau APM bersangkutan. Tetapi pada kenyataannya, para sopir itu mampu menekan penggunaan BBM secara signifikan, meski hal itu tergantung jarak tempuh.
Sebelum berangkat mengantar mobil, mereka mempertimbangkan beberapa faktor terlebih dahulu (baca boks). Sehingga seberapa banyak penghematan BBM yang bisa dicapai sudah bisa diprediksi.
Banyak jalan menuju Roma. Penghematan penggunaan BBM pun bisa dilakukan dengan banyak cara. Selain soal teknis dan spesifikasi kendaraan yang digunakan, trik mengemudi maupun pemilihan rute perlu kecerdikan.
Kami pun menjumpai salah satu sopir yang kesehariannya bertugas mengantarkan mobil baru ke showroom maupun ke pemilik mobil. Dari informasi yang kami dapat, para sopir delivery mobil baru ini harus menerapkan mengemudi hemat maupun trik lainnya setiap kali bertugas.
Menurut penuturan sumber kami itu, sebenarnya setiap mobil baru yang ingin diantar ke lokasi tujuan yang berada di Jakarta, memeroleh jatah BBM sebanyak 10 liter dari dealer atau APM bersangkutan. Tetapi pada kenyataannya, para sopir itu mampu menekan penggunaan BBM secara signifikan, meski hal itu tergantung jarak tempuh.
Sebelum berangkat mengantar mobil, mereka mempertimbangkan beberapa faktor terlebih dahulu (baca boks). Sehingga seberapa banyak penghematan BBM yang bisa dicapai sudah bisa diprediksi.
ECO driving dituntut untuk irit BBM | Sopir kurir mobil baru jarang menggunakan AC agar mobil lebih irit | Sopir kurir mobil baru memiliki estimasi penggunaan BBM yang pas |
Untuk mengantar mobil di kawasan Jabodetabek, kebutuhan BBM tidak lebih dari 5 liter. Lalu sesampainya di tangan konsumen, mobil itu masih bisa dijalankan sampai ke SPBU terdekat untuk mengisi bahan bakar.
Tidak bermaksud menyudutkan, tapi beberapa trik yang mereka terapkan bisa juga digunakan pemilik mobil yang ingin berhemat penggunaan BBM.
Salah satu sopir yang kerap mengantar produk Honda yang enggan disebutkan namanya mengungkap, “Untuk melakukan penghematan BBM pada mobil yang akan diantar sebenarnya sangat mudah. Ketahui dulu spesifikasi mobil, mengemudi sehemat mungkin dan mengetahui kondisi rute yang akan ditempuh,” ujarnya lugas. Hal itu mencakup tingkat kemacetan, kondisi permukaan jalan, dan lainnya.
Tanpa menyebutkan nama sumber kami, mereka pun bersedia membeberkan rahasianya. Seperti apa triknya?.
Tidak bermaksud menyudutkan, tapi beberapa trik yang mereka terapkan bisa juga digunakan pemilik mobil yang ingin berhemat penggunaan BBM.
Salah satu sopir yang kerap mengantar produk Honda yang enggan disebutkan namanya mengungkap, “Untuk melakukan penghematan BBM pada mobil yang akan diantar sebenarnya sangat mudah. Ketahui dulu spesifikasi mobil, mengemudi sehemat mungkin dan mengetahui kondisi rute yang akan ditempuh,” ujarnya lugas. Hal itu mencakup tingkat kemacetan, kondisi permukaan jalan, dan lainnya.
Tanpa menyebutkan nama sumber kami, mereka pun bersedia membeberkan rahasianya. Seperti apa triknya?.
Jalan tol pun turut dilalui untuk efisiensi BBM | Waktu mengantar sangat mempengaruhi penggunaan BBM | Plastik pembungkus kursi dibiarkan terpasang saat delivery mobil |
SIMAK TRIK MEREKA
Spesifikasi Mobil
Setiap mobil memiliki spesifikasi yang berbeda-beda. Mulai dari kapasitas mesin, bobot hingga teknologi yang berpengaruh pada konsumsi BBM. Hal ini sangat diperhatikan para sopir pengantar mobil baru ini. Ia harus memahami karakter mobil terlebih dahulu sebelum melakukan penghematan BBM.
Salah satu contoh Honda Jazz yang memiliki kapasitas mesin 1.497 cc 4 silinder bertransmisi manual dengan konsumsi bahan bakar dalam kota di kisaran 11,1 km/liter. Sopir menentukan patokan penggunaan BBM yang dihubungkan dengan jarak perjalanan. Jika jarak yang akan ditempuh sekitar 30 km, maka sopir hanya membutuhkan 5 liter bensin agar mobil dapat menempuh jarak 55,5 km. Dengan jarak hanya 30 km, artinya sisa bahan bakar itu dapat digunakan pemilik mobil baru untuk melakukan perjalanan mengisi BBM di SPBU terdekat.
Jalan alternatif digunakan untuk mempersingkat jarak |
ECO Driving
Banyak pengemudi yang menganggap berjalan pelan menggunakan gigi tinggi, bisa menghemat BBM. Sementara salah satu prinsip ECO driving berpatokan pada keselerasan antara penggunaan gigi dan torsi puncak dari mesin. Artinya, untuk mobil manual, perpindahan gigi dilakukan pada putaran mesin di mana torsi maksimum tercapai. Bukan berpatokan pada kecepatan kendaraan. Sehingga kerja mesin yang efisien bisa tercapai.
Hal itu juga menjadi salah satu jurus para sopir ini untuk mereduksi penggunaan BBM. Mereka umumnya melakukan perpindahan gigi pada putaran mesin 2.000–2.500 rpm setiap mengantarkan mobil bertransmisi manual.
Lalu bagaimana dengan mobil bertransmisi otomatis? Prinsipnya sama saja, tetapi pada mobil bertransmisi otomatis mereka menerapkan trik dengan menginjak pedal gas secara ekstra-halus. Kecepatan meningkat secara gradual dan gigi berpindah pun juga halus.
Salah satu sopir mengatakan,“Mematikan AC dan buka kaca samping sudah menjadi hal yang biasa dilakukan pengirim mobil dari APM ke dealer untuk mereduksi penggunaan BBM. Sedangkan sopir yang mengantar mobil langsung ke konsumen tidak melakukannya. Hal itu untuk menghindari komplain dari konsumen karena mobil akan terlihat kotor. Makanya, penghematan BBM saat mengantar ke dealer bisa lebih banyak dibanding ke konsumen.”
Hasilnya memang jitu, tetapi kami tidak menyarankan Anda untuk mengikutinya, karena akan mengorbankan bagian interior Anda terhingga oleh debu atau kotoran.
Situasi dan Kondisi Rute
Jurus andalan sopir pengirim mobil baru berikutnya ialah memahami dan membaca situasi jalan. Karena cakupan area delivery mobil baru cukup luas, bertahun-tahun mereka mempelajari untuk memahami waktu saat jalan dipadati oleh kendaraan. Mereka pun terkadang saling bertukar informasi.
“Waktu berkendara yang ideal untuk mengantarkan mobil yakni di atas pukul 9 pagi hingga 4 sore. Rentang waktu itu tidak berpapasan dengan waktu para pekerja melakukan aktivitas di jalan atau jam sibuk,” ujar salah satu sopir. Setidaknya, perjalanan di luar “jam sibuk” itu dapat membuat mobilnya terus melaju walau pelan.
Selain soal waktu, pengetahuan tentang kondisi jalan perlu diketahui. Para sopir ini memperhitungkan rute jalan yang ditempuh. Selain kepadatan lalu lintasnya, juga kondisi permukaan jalan (mulus, ada kerusakan atau perbaikan jalan yang menghambat arus lalu lintas) atau jumlah persimpangan yang dilalui. Terlebih pada daerah yang macet tanpa kenal waktu.
Dalam kondisi seperti inilah, mereka memilih untuk mencari “jalan tikus” untuk mencapai lokasi. “Namun untuk cara ini perlu pengalaman atau jam terbang tinggi agar tahu persis kondisi dan dimana munculnya saat menempuh jalan tikus itu,” timpal salah satu sopir.
Banyak pengemudi yang menganggap berjalan pelan menggunakan gigi tinggi, bisa menghemat BBM. Sementara salah satu prinsip ECO driving berpatokan pada keselerasan antara penggunaan gigi dan torsi puncak dari mesin. Artinya, untuk mobil manual, perpindahan gigi dilakukan pada putaran mesin di mana torsi maksimum tercapai. Bukan berpatokan pada kecepatan kendaraan. Sehingga kerja mesin yang efisien bisa tercapai.
Hal itu juga menjadi salah satu jurus para sopir ini untuk mereduksi penggunaan BBM. Mereka umumnya melakukan perpindahan gigi pada putaran mesin 2.000–2.500 rpm setiap mengantarkan mobil bertransmisi manual.
Lalu bagaimana dengan mobil bertransmisi otomatis? Prinsipnya sama saja, tetapi pada mobil bertransmisi otomatis mereka menerapkan trik dengan menginjak pedal gas secara ekstra-halus. Kecepatan meningkat secara gradual dan gigi berpindah pun juga halus.
Salah satu sopir mengatakan,“Mematikan AC dan buka kaca samping sudah menjadi hal yang biasa dilakukan pengirim mobil dari APM ke dealer untuk mereduksi penggunaan BBM. Sedangkan sopir yang mengantar mobil langsung ke konsumen tidak melakukannya. Hal itu untuk menghindari komplain dari konsumen karena mobil akan terlihat kotor. Makanya, penghematan BBM saat mengantar ke dealer bisa lebih banyak dibanding ke konsumen.”
Hasilnya memang jitu, tetapi kami tidak menyarankan Anda untuk mengikutinya, karena akan mengorbankan bagian interior Anda terhingga oleh debu atau kotoran.
Situasi dan Kondisi Rute
Jurus andalan sopir pengirim mobil baru berikutnya ialah memahami dan membaca situasi jalan. Karena cakupan area delivery mobil baru cukup luas, bertahun-tahun mereka mempelajari untuk memahami waktu saat jalan dipadati oleh kendaraan. Mereka pun terkadang saling bertukar informasi.
“Waktu berkendara yang ideal untuk mengantarkan mobil yakni di atas pukul 9 pagi hingga 4 sore. Rentang waktu itu tidak berpapasan dengan waktu para pekerja melakukan aktivitas di jalan atau jam sibuk,” ujar salah satu sopir. Setidaknya, perjalanan di luar “jam sibuk” itu dapat membuat mobilnya terus melaju walau pelan.
Selain soal waktu, pengetahuan tentang kondisi jalan perlu diketahui. Para sopir ini memperhitungkan rute jalan yang ditempuh. Selain kepadatan lalu lintasnya, juga kondisi permukaan jalan (mulus, ada kerusakan atau perbaikan jalan yang menghambat arus lalu lintas) atau jumlah persimpangan yang dilalui. Terlebih pada daerah yang macet tanpa kenal waktu.
Dalam kondisi seperti inilah, mereka memilih untuk mencari “jalan tikus” untuk mencapai lokasi. “Namun untuk cara ini perlu pengalaman atau jam terbang tinggi agar tahu persis kondisi dan dimana munculnya saat menempuh jalan tikus itu,” timpal salah satu sopir.
Cara Mudah Membuat Mobil Hemat Bahan Bakar
sumber :
Selama ini isu irit BBM selalu menghantui pemilik mobil. Beberapa orang tidak peduli, beberapa orang lainnya berusaha mencari celah untuk menghemat BBM. Beragam cara dipakai, termasuk menggunakan produk penghemat BBM yang banyak beredar di pasaran.
Padahal, ada cara sederhana guna menghemat penggunaan BBM. Dan semua bermuara pada hal-hal sederhana yang kerap dilupakan oleh pemilik mobil. Nah, dengan menyisihkan waktu sejenak, Anda dapat belajar ‘menabung’ konsumsi BBM sedikit demi sedikit. Lantas, apa saja yang harus Anda perhatikan?
Balancing
Ban adalah ujung tombak mobil dalam upaya mengirit konsumsi BBM. Nah, karena sebab tertentu, ban bisa saja mengalami kondisi unbalance. Getaran yang dihasilkan jelas mengurangi kenyamanan berkendara. Anda pun harus menekan pedal gas lebih dalam agar kecepatan mobil melampaui zona getaran tersebut.
Alhasil, Anda tak bisa mengatur irama berkendara dengan baik dan cenderung agresif saat menekan pedal gas. Selain itu, mesin butuh kekuatan ekstra ketika memutar ban yang bergetar. Sedikit banyak akan menaikkan konsumsi BBM.
Wheel Alignment
Sudut keselarasan roda sangat mempengaruhi kinerja ban. Sudut ban yang tidak sesuai standar pabrikan membuat Anda sulit untuk mengarahkan kemudi di jalan. Akibatnya, Anda ‘dipaksa’ untuk menekan pedal gas lebih dalam supaya putaran ban tidak terhambat dan selaras kemauan pengemudi.
Bisa dipastikan, konsumsi BBM pun turut bertambah. Lakukan balancing dan wheel alignment secara rutin untuk membuat ban bisa tetap bergulir dengan lancar.
Padahal, ada cara sederhana guna menghemat penggunaan BBM. Dan semua bermuara pada hal-hal sederhana yang kerap dilupakan oleh pemilik mobil. Nah, dengan menyisihkan waktu sejenak, Anda dapat belajar ‘menabung’ konsumsi BBM sedikit demi sedikit. Lantas, apa saja yang harus Anda perhatikan?
Balancing
Ban adalah ujung tombak mobil dalam upaya mengirit konsumsi BBM. Nah, karena sebab tertentu, ban bisa saja mengalami kondisi unbalance. Getaran yang dihasilkan jelas mengurangi kenyamanan berkendara. Anda pun harus menekan pedal gas lebih dalam agar kecepatan mobil melampaui zona getaran tersebut.
Alhasil, Anda tak bisa mengatur irama berkendara dengan baik dan cenderung agresif saat menekan pedal gas. Selain itu, mesin butuh kekuatan ekstra ketika memutar ban yang bergetar. Sedikit banyak akan menaikkan konsumsi BBM.
Wheel Alignment
Sudut keselarasan roda sangat mempengaruhi kinerja ban. Sudut ban yang tidak sesuai standar pabrikan membuat Anda sulit untuk mengarahkan kemudi di jalan. Akibatnya, Anda ‘dipaksa’ untuk menekan pedal gas lebih dalam supaya putaran ban tidak terhambat dan selaras kemauan pengemudi.
Bisa dipastikan, konsumsi BBM pun turut bertambah. Lakukan balancing dan wheel alignment secara rutin untuk membuat ban bisa tetap bergulir dengan lancar.
Wheel alignment membuat mobil melaju hemat BBM |
Filter Udara
Ibarat manusia bernafas, mesin juga membutuhkan kualitas udara yang memadai agar dapat melakukan pembakaran dengan baik. Kotoran seperti debu dapat membuat pembakaran berlangsung tidak sempurna. Selain itu, kotoran juga dapat menempel pada saluran menuju ruang bakar, bahkan sampai menyumbatnya. Kotoran adalah musuh utama mesin.
Ujung-ujungnya adalah mesin lebih boros karena menurunnya performa dan pengemudi cenderung menekan pedal gas lebih dalam sebagai kompensasi tereduksinya tenaga. Itulah mengapa filter udara begitu berperan dalam menghemat konsumsi BBM. Pastikan untuk selalu menggantinya sesuai dengan petunjuk pabrikan. Hal serupa juga berlaku bagi filter BBM dan oli sebagai penunjang kerja mesin.
Tekanan Angin Ban
Berapa tekanan angin ban paling pas? Mudah, sesuaikan saja dengan rekomendasi pabrikan yang biasa tertera di pintu pengemudi.
Bagaimana kalau lebih? “Logikanya, ban dapat menggelinding dengan lebih mudah karena hambatan gelindingnya semakin rendah. Tapi saat berbelok, justru butuh tambahan tenaga mesin karena ban cenderung bergerak lurus,” ungkap Zulpata Zainal, Proving Ground Manager PT Bridgestone Indonesia.
Tekanan angin ban kurang sudah pasti membuat konsumsi BBM boros karena mesin butuh tenaga ekstra untuk memutar ban. Kami pernah membuktikannya dengan menguji tekanan angin sesuai rekomendasi dan lebih kempis 10 psi. Hasilnya adalah ban kempis lebih boros sekitar 2 km/l.
“Yang terbaik adalah sesuai dengan rekomendasi pabrikan. Selain membantu menghemat konsumsi BBM juga menjaga keselamatan berkendara,” tegas Zulpata.
Ibarat manusia bernafas, mesin juga membutuhkan kualitas udara yang memadai agar dapat melakukan pembakaran dengan baik. Kotoran seperti debu dapat membuat pembakaran berlangsung tidak sempurna. Selain itu, kotoran juga dapat menempel pada saluran menuju ruang bakar, bahkan sampai menyumbatnya. Kotoran adalah musuh utama mesin.
Ujung-ujungnya adalah mesin lebih boros karena menurunnya performa dan pengemudi cenderung menekan pedal gas lebih dalam sebagai kompensasi tereduksinya tenaga. Itulah mengapa filter udara begitu berperan dalam menghemat konsumsi BBM. Pastikan untuk selalu menggantinya sesuai dengan petunjuk pabrikan. Hal serupa juga berlaku bagi filter BBM dan oli sebagai penunjang kerja mesin.
Tekanan Angin Ban
Berapa tekanan angin ban paling pas? Mudah, sesuaikan saja dengan rekomendasi pabrikan yang biasa tertera di pintu pengemudi.
Bagaimana kalau lebih? “Logikanya, ban dapat menggelinding dengan lebih mudah karena hambatan gelindingnya semakin rendah. Tapi saat berbelok, justru butuh tambahan tenaga mesin karena ban cenderung bergerak lurus,” ungkap Zulpata Zainal, Proving Ground Manager PT Bridgestone Indonesia.
Tekanan angin ban kurang sudah pasti membuat konsumsi BBM boros karena mesin butuh tenaga ekstra untuk memutar ban. Kami pernah membuktikannya dengan menguji tekanan angin sesuai rekomendasi dan lebih kempis 10 psi. Hasilnya adalah ban kempis lebih boros sekitar 2 km/l.
“Yang terbaik adalah sesuai dengan rekomendasi pabrikan. Selain membantu menghemat konsumsi BBM juga menjaga keselamatan berkendara,” tegas Zulpata.
Tekanan angin ban penting untuk diperiksa berkala | Kebersihan filter udara wajib diperhatikan agar tidak mengganggu suplai udara ke ruang bakar | Kerusakan komponen pada sistem AC turut mempengaruhi konsumsi BBM |
Pendingin Kabin
Bukan menganjurkan Anda untuk tidak menggunakan AC, tapi kinerja pendingin kabin mempengaruhi konsumsi BBM. Seiring waktu, performa pendingin kabin bisa saja menurun. Akibatnya, kerja AC dalam menjaga kesejukan kabin pun tidak bisa maksimal.
Tanpa sadar kita banyak menyalahkan kondisi cuaca yang semakin panas. Tidak salah memang, tapi itu mendorong Anda untuk terus memaksimalkan kinerja AC. Alhasil, sistem pendingin ‘dipaksa’ bekerja penuh. Padahal AC membebani kerja mesin. Mesin pun jadi bekerja ekstra guna memenuhi tuntutan AC.
Belum lagi berkaitan dengan masalah pada AC itu sendiri. Seperti freon yang berkurang, saluran bocor, atau yang parah seperti kerusakan pada bearing. Masalah tersebut akan langsung berdampak pada mesin.
Pemilihan BBM
Cara paling sederhana dalam menghemat konsumsi BBM adalah menggunakan bahan bakar yang sesuai dengan rekomendasi pabrikan. Saat ini bisa dipastikan bahwa hampir seluruh APM mensyaratkan bensin dengan nilai oktan minimal 90. Artinya, mobil Anda yang menggunakan bensin butuh BBM dengan nilai oktan minimal 92, atau yang masuk dalam kategori BBM non subsidi.
BBM yang sesuai kebutuhan mesin membuat proses pembakaran dapat berlangsung lebih optimal, bahkan sempurna. Ledakan tenaga besar membuat Anda tidak perlu menekan pedal gas lebih dalam karena mesin selalu dalam performa terbaiknya. Ending-nya adalah konsumsi BBM irit dan usia pakai komponen bergerak di dalam mesin yang lebih panjang.
Hal serupa juga dapat diterapkan pada mesin diesel. Syaratnya adalah Anda harus mengetahui nilai cetane minimal yang direkomendasikan oleh produsen mobil Anda.
Bukan menganjurkan Anda untuk tidak menggunakan AC, tapi kinerja pendingin kabin mempengaruhi konsumsi BBM. Seiring waktu, performa pendingin kabin bisa saja menurun. Akibatnya, kerja AC dalam menjaga kesejukan kabin pun tidak bisa maksimal.
Tanpa sadar kita banyak menyalahkan kondisi cuaca yang semakin panas. Tidak salah memang, tapi itu mendorong Anda untuk terus memaksimalkan kinerja AC. Alhasil, sistem pendingin ‘dipaksa’ bekerja penuh. Padahal AC membebani kerja mesin. Mesin pun jadi bekerja ekstra guna memenuhi tuntutan AC.
Belum lagi berkaitan dengan masalah pada AC itu sendiri. Seperti freon yang berkurang, saluran bocor, atau yang parah seperti kerusakan pada bearing. Masalah tersebut akan langsung berdampak pada mesin.
Pemilihan BBM
Cara paling sederhana dalam menghemat konsumsi BBM adalah menggunakan bahan bakar yang sesuai dengan rekomendasi pabrikan. Saat ini bisa dipastikan bahwa hampir seluruh APM mensyaratkan bensin dengan nilai oktan minimal 90. Artinya, mobil Anda yang menggunakan bensin butuh BBM dengan nilai oktan minimal 92, atau yang masuk dalam kategori BBM non subsidi.
BBM yang sesuai kebutuhan mesin membuat proses pembakaran dapat berlangsung lebih optimal, bahkan sempurna. Ledakan tenaga besar membuat Anda tidak perlu menekan pedal gas lebih dalam karena mesin selalu dalam performa terbaiknya. Ending-nya adalah konsumsi BBM irit dan usia pakai komponen bergerak di dalam mesin yang lebih panjang.
Hal serupa juga dapat diterapkan pada mesin diesel. Syaratnya adalah Anda harus mengetahui nilai cetane minimal yang direkomendasikan oleh produsen mobil Anda.
Langganan:
Postingan (Atom)