Diberdayakan oleh Blogger.
Dapatkan GRATIS EBOOK tentang Manajemen Sumber Daya Manusia, HRD, Human Capital, Leadership, Public Speaking & Ilmu Pengembangan Diri

Bergabunglah dengan Ribuan Sahabat HRD & Leader Pembelajar lainnya :

Grup Telegram Komunitas Young HRD Indonesia
Youtube Channel Komunitas Young HRD Indonesia
Halaman Facebook Komunitas HRD Indonesia



Mau Presentasi Sehebat Trainer ?

Mau Presentasi Sehebat Trainer ?
Info Detail KLIK Gambar

Selasa, 03 Desember 2013

Gaya Manajemen Konflik (Conflicts Management Style)

Sumber : Buku Managing Conflict in Workplace  by Heather Falconer  Page 34 - 35


Konflik, banyak hal negatif ketika mendengar kata yang satu ini.   Konflik menurut wikipedia berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Jadi banyak sekali yang menyimpulkan negatif sekali mengenai hal tersebut. 

Ternyata pada kenyataan dalam kehidupan kita, kata yang satu ini hampir selalu hadir dalam setiap sisi kehidupan manusia. Dan bagi kebanyakan orang justru konflik dijadikan alat atau alasan untuk bermusuhan, saling  menghina atau bahkan saling membunuh. Anehnya sebagai manusia, kita selalu terpancing untuk melakukan hal - hal yang menyebabkan konflik meskipun kita sendiri tahu bahwa kata yang satu ini berdampak tidak baik bagi kehidupan kita. Oleh karena itu konflik harus dimanage agar tidak membahayakan dan merugikan diri kita sendiri.

Dalam artikel yang saya buat di www.younghrd.blogspot.com ini, saya akan share mengenai gaya manajemen konflik yang umum dilakukan selama ini dan uniknya gaya-gaya ini memiliki nama-nama binatang sesuai dengan ciri-ciri khas masing-masing gaya tersebut :


1. Gaya Kura - Kura (Turtles) yaitu Menghindari (Avoiding)
 Mundur dari konflik dan menghindari itu dengan harapan hal tersebut akan pergi. Dengan demikian kura-kura mungkin tampak malu atau passive.Mereka muncul untuk menyerahkan tujuan mereka sendiri dan melakukan sedikit hal untuk menjaga hubungan positif dengan orang lain. Hal ini dapat dilihat sebagai tanda kelemahan dan dapat menyebabkan frustrasi dan rasa tidak berdaya. Gaya ini mungkin kurang kredibilitas dan dapat membuat frustrasi orang lain. Dalam keadaan tertentu, gaya ini bermetamorfosis menjadi hiu.


2. Gaya Hiu
 Para Hiu (Memaksa) - Memaksa tujuan sendiri dan mencoba untuk mengendalikan orang lain. Hiu tidak peduli siapa yang kalah asalkan bukanlah mereka. Hiu dapat menggunakan kekuasaan dan pengaruh mereka untuk 'menyelesaikan pekerjaan' tetapi sering menanggung akibatnya dalam jangka panjang. Hiu melihat kalah sebagai kegagalan dan melihat kegagalan sebagai tanda kelemahan. Dengan memaksa tujuan mereka pada orang lain, hiu sering terlihat oleh orang lain sebagai pengendali, menakutkan dan berbahaya.

3.  Gaya Anak Anjing
Para Anak anjing (Melembutkan) - Mencoba untuk mengakomodasi semua sudut pandang, sangat peduli tentang hubungannya dengan orang lain dan tidak banyak berfikir untuk mencapai tujuan sendiri. Dapat dilihat karena ybs mencoba terlalu keras untuk mempertahankan hubungan. Ketika mereka berada di tengah-tengah konflik, si anak anjing bingung dan sering dapat melemahkan pihak yang mencari sudut pandang yang lebih kuat dan yang lebih kokoh.

 4. Gaya Rubah
Para Rubah (Kompromi) - Rubah dapat melihat nilai  negosiasi dan siap untuk menyerahkan sebagian dari tujuan mereka untuk mempertahankan hubungan yang positif. Mereka cenderung mencari lingkungan kerja yang aman dan bersifat membangun. Namun, mereka mungkin merasa, yang mereka berikan sesuatu untuk menjamin perdamaian, dan rasa kehilangan dapat menyebabkan frustrasi, kadang-kadang memaksa mereka ke dalam perilaku seperti gaya hiu (Memaksa). Oleh karena itu mereka menghadapi risiko karena dilihat sebagai orang yang tidak konsisten.

5. Gaya Burung hantu.
Para burung hantu (Bekerjasama) - Tumbuh untuk berdialog bersama dan berkolaborasi, dan konflik dilihat sebagai kesempatan untuk tumbuh dan belajar. Burung hantu mempertimbangkan semua sudut pandang, mereka menghargai kedua tujuan mereka sendiri dan hubungan mereka dengan orang lain. Mereka melihat konflik sebagai kesempatan konstruktif untuk menjalankan pemecahan masalah bersama yang ditujukan untuk suatu hasil yang bisa diterima dan memuaskan, dan untuk mengembangkan hubungan yang bermanfaat dan berkelanjutan. Burung hantu berkomitmen untuk prinsip-prinsip 'saya menang - Anda menang'.


Jadi Banyak Gaya dalam Manajemen Konflik yang bisa kita terapkan, dan setiap gaya memiliki resiko sendiri-sendiri. Adapun saya memilih gaya burung hantu (binatang yang bijak) sebagai jalan memanajemen konflik karena win-win solution adalah tujuan akhir dari gaya tersebut. Dan sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi diri dan orang lain sesuai dengan prinsip saya menang - anda menang.


Terima kasih telah setia membaca artikel dari Young HRD Indonesia

Salam Young Forever


Ringga Arie
HR Profesional & Learning Partner
Founder Komunitas Young HRD Indonesia
Owner Desain Surat Lamaran Pekerjaan Modern dan Elegan





0 komentar:

Posting Komentar

Leadership & People Development

Practical Coaching Konseling

Practical Coaching Konseling
Gabung KLIK Gambar atau Hubungi WhatsApp 085852316552

Corporate Trainer & Public Speaker

Certified HUMAN DEVELOPMENT