Diberdayakan oleh Blogger.
Dapatkan GRATIS EBOOK tentang Manajemen Sumber Daya Manusia, HRD, Human Capital, Leadership, Public Speaking & Ilmu Pengembangan Diri

Bergabunglah dengan Ribuan Sahabat HRD & Leader Pembelajar lainnya :

Grup Telegram Komunitas Young HRD Indonesia
Youtube Channel Komunitas Young HRD Indonesia
Halaman Facebook Komunitas HRD Indonesia



Mau Presentasi Sehebat Trainer ?

Mau Presentasi Sehebat Trainer ?
Info Detail KLIK Gambar

Selasa, 01 Maret 2016

PANDUAN MEREKRUT ORANG

sumber : artikel from Yant Subiyanto
Ini bukan mengada-ada, namun didasarkan studi yang ditemukan dalam buku The E-Myth karya Michael Gerber dan Good to Great karya Jim Collins.
Sekilas mereka memberikan saran yang kontradiktif. Gerber mengatakan bahwa kunci keberhasilan perusahaan adalah sistem, artinya dia harus dapat dijalankan oleh orang biasa-biasa saja, tidak perlu orang hebat. Collins sebaliknya mengatakan bahwa kunci keberhasilan adalah orang yang tepat, the right person. Dalam penelitiannya yang dimaksud Jim Collins adalah orang dengan kemampuan di atas rata-rata orang biasa. Siapa yang benar?
Alasan Gerber masuk akal. Lihatlah Mc Donald’s. Orang biasa yang bekerja di sistem luar biasa akan menghasilkan burger yang luar biasa. Sistem McD telah diterapkan pada sekitar 30.000 cabang di seluruh dunia, dan tetap menghasilkan bisnis burger yang hebat.
Alasan Jim Collins sama kuatnya. Semula dia menyangka bahwa keberhasilan perusahaan-perusahaan yang ‘good’ (prestasi seperti rata-rata pasar) lalu melompat menjadi ‘great’ (prestasi minimal 3 kali dari rata-rata pasar, dan bertahan 15 tahun) dikarenakan suatu visi baru, arah baru, strategi baru, dan setelah itu baru mencari orang-orang yang cocok. Ternyata terbalik. Awalnya perusahaan-perusahaan itu merekrut orang-orang yang tepat, lalu baru bersama-sama menentukan arah kemana mau menuju. Salah seorang eksekutif yang diwawancarai mengatakan, “Lihat, aku tidak tahu mau kemana bis ini diarahkan. Aku hanya tahu hal ini: kalau kita memasukkan orang-orang yang tepat ke dalam bis, menempatkannya di kursi yang tepat, maka kita bisa tahu bagaimana membawa bis ini membawa ke suatu tempat yang hebat.”
Dua sisi mata uang yang berbeda baru akan terlihat pada keping yang sama setelah kita melihatnya dari tepi mata uang. Demikian pula kontradiksi ’sistem’ atau ‘orang’ ini akan menjadi jelas bila kita melihat dari sudut pandang yang tepat, yaitu kaitan antara sistem dan orang.
Paradox :
Sulit untuk membuat yang mudah. Mudah untuk membuat yang sulit.
- khairul -
Anda bisa menggunakan komputer? Semakin mudah Anda menggunakan komputer semakin sulit sebenarnya komputer itu dibuat. Bila Anda merasa mudah menggunakan program MS Word, maka sesungguhnya program software tersebut sangat sulit membuatnya. Bandingkan dengan bila Anda menggunakan bahasa mesin komputer semisal Assembler. Ini adalah pemrograman tingkat mesin yang sulit digunakan, dan karenanya dulu relatif lebih mudah membuatnya (walau tetap sulit!) dibanding MS Word. Pada Assembler asumsi penggunanya adalah orang yang ahli. Pada MS Word asusmsi penggunanya adalah orang yang awam. Di balik semakin mudahnya sesuatu digunakan, terkandung tingkat kesulitan yang semakin tinggi saat membuatnya.
Demikian pula bila Anda perhatikan rumus-rumus yang menjelaskan alam semesta. Semakin mudah rumus tersebut digunakan, semakin sulit menemukan rumus tersebut. Lebih mudah menemukan satu rumus untuk hanya satu hal (sehingga diperlukan banyak rumus untuk banyak hal). Sangat sulit menemukan satu rumus yang bisa menjelaskan banyak hal.
Kesimpulannya : perlu orang yang hebat untuk merumuskan sistem sederhana yang hebat.
Dan itulah yang ditemukan Jim Collins pada perusahaan-perusahaan yang hebat, mereka menemukan resep sederhana yang hebat untuk sukses. Hal itu didapat karena mereka memiliki orang-orang yang hebat.
Anda memerlukan orang-orang dengan kualitas di atas rata-rata untuk membangun sebuah perusahaan yang berhasil.
Orang yang Tepat agar menjadi Hebat
Dimanakah titik temu antara orang tepat dan sistem hebat?
Orang yang tepat : orang yang mempunyai kinerja di atas rata-rata orang biasa.
Sistem hebat : sistem yang bila dijalankan orang biasa tetap akan mampu menghasilkan sesuatu yang luar biasa.
Hubungan keduanya akan terjadi seperti ini : Orang yang tepat akan menghasilkan sistem yang hebat. Sistem yang hebat memungkinkan direkrutnya lebih banyak orang tepat. Lebih banyak orang tepat menghasilkan sistem yang lebih hebat. Dan seterusnya terjadi siklus orang tepat – sistem hebat yang berulang menjadi spiral yang membesar.

Spiral Orang Tepat - Sistem Hebat (SEPIA Institute 2005)

Kriteria Orang yang Tepat
Bagaimana saya tahu sudah menemukan orang yang tepat?
Jim Collins memberikan petunjuk tentang kriteria orang yang tepat. Intinya adalah memberikan bobot karakter lebih tinggi dibandingkan latar belakang pendidikan, ketrampilan, pengetahuan khusus, bahkan pengalaman. Bukan berarti keahlian tidak penting, namun diyakini bahwa keahlian ‘lebih dapat dilatih’ dibandingkan karakter seperti etika kerja, kecerdasan dasar, dedikasi memenuhi komitmen, talenta, dan nilai-nilai diri. Karena itu Jim Collins memberikan 5 kriteria yang penting dari ‘orang yang tepat’, yaitu :
Kriteria 1 : memiliki nilai-nilai yang selaras dengan Anda / perusahaan Anda
Dave Nassef dari perusahaan besar Pitney Bowes menyatakan contoh dari Korps Marinir Amerika. Korps ini dikenal memiliki tim yang tangguh dengan orang-orang terbaik. Apakah mereka berhasil menanamkan nilai-nilai ke anggota? Sebetulnya adalah Marinir merekrut hanya orang-orang yang mempunyai nilai-nilai sama dengan Korps. Selanjutnya memberikan pelatihan yang diperlukan agar orang tersebut mampu menjalankan misi. Pertanyaan, “Siapa mereka? Mengapa harus mereka? Bagaimana mereka membuat keputusan dalam hidupnya?” akan memberikan gambaran tentang nilai-nilai inti diri mereka.
Perusahaan baja Nucor bahkan sengaja membuat pabrik di wilayah kaum petani yang memiliki budaya rajin bekerja. Para petani ini biasa bangun pagi, bekerja dengan sangat baik hingga petang, dan di malam hari berangkat tidur lebih awal. Ternyata setelah mereka bekerja di pabrik baja juga menghasilkan kinerja yang luar biasa. Nucor menolak mereka yang tidak memiliki nilai selaras dengan perusahaan. Akibatnya di tahun pertama terjadi keluar pegawai hingga 50%. Namun sesudahnya hanya sangat sedikit yang keluar setelah orang-orang yang tepat berhasil ditarik masuk.
Kalau Anda selalu ingin berprestasi hebat, maka akan sulit bersama dengan orang yang cukup sekedarnya saja. Kalau Anda menjunjung kejujuran, maka akan sulit bekerja bersama orang yang kadang mengabaikan kejujuran. Kalau Anda suka humor, mungkin sulit bersama dengan mereka yang senantiasa skeptis (tentu saja humor tidak menjadi kriteria kalau perusahaan tidak menjadikannya nilai perusahaan).
Kriteria 2 : Berpotensi menjadi salah satu yang terbaik di bidangnya.
Orang yang tepat selalu menunjukkan ciri mampu menjadi salah satu yang terbaik di bidangnya. Misalnya dia seorang desainer sampul buku, maka dia memperlihatkan kinerja di atas rata-rata orang biasa. Orang menyebutnya berbakat. Kalau dia seorang guru, maka dia menujukkan ciri-ciri guru yang di atas rata-rata.
Untuk mereka yang menunjukkan kinerja istimewa, perusahaan tidak akan pernah rugi memberikan gaji istimewa, misalkan 150% (satu setengah kali) umumnya gaji orang di posisi yang sama. Nucor, perusahaan baja yang sukses, memberi kiat : merekrut 5 orang dengan kemampuan setara 10 orang, dan digaji layaknya 8 orang. Artinya lebih baik merekrut 1 orang dengan kemampuan 2 orang, dan kemudian memberinya gaji di atas rata-rata, daripada merekrut 2 orang dengan kemampuan biasa saja, dan memberinya gaji standar (apalagi kalau memberinya gaji 1,5 gaji umum, artinya masing-masing di bawah rata-rata!).
Kriteria 3 : Tidak perlu diatur.
Orang yang tepat mampu mengatur dirinya sendiri, juga mampu memotivasi dirinya sendiri. Kalau Anda sibuk mengatur sesorang, atau sibuk memotivasinya, maka besar kemungkinan Anda salah merekrut orang.
Kriteria 4 : Mengemban tanggung-jawab, dan mengetahui perbedaannya dari sekedar bekerja.
Orang yang hanya merasa ‘bekerja’ maka dia hanya akan menyelesaikan tugasnya secukupnya. Orang yang merasa ‘mengemban tanggung jawab’ maka dia akan terus berusaha memberikan yang terbaik agar tanggungjawabnya terjaga.
Misalnya seorang guru yang hanya ‘bekerja’. Maka dia akan sekedar mengajar sesuai kurikulum dan sesuai jadwalnya. Boleh jadi juga tidak dengan perhatian penuh. Guru yang lain, yang ‘mengemban tanggung-jawab’ menyadari bahwa apa yang ia berikan memberi manfaat besar bagi siswa, bahkan salah mendidik saat ini akan berakibat fatal bagi siswa di kemudian hari. Dengan demikian guru tersebut berusaha memastikan siswa akan mendapat ilmu yang berguna bagi dirinya kelak.
Seorang yang bekerja di perusahaan listrik dia menyadari bahwa tanggung jawabnya sangat besar. Bagaimana bila listrik mati saat ada orang sakit parah sedang mau dioperasi? Mengemban tanggung jawab menjadikan kegiatan pekerjaan lebih dari sekedar menjalankan tugas. Orang yang tepat senantiasa memandang posisinya sebagai pengemban tanggung jawab.
Kriteria 5 : Anda sedih kalau dia pergi. Anda tetap akan merekrutnya kembali andai dia kembali.
Pertanyakan hal berikut, “Bila seseorang berprestasi buruk, lalu Anda punya kuasa untuk melepas atau merekrut lagi, apakah Anda tetap akan merekrutnya? Bila sesorang minta ijin keluar karena ada peluang lain, apakah Anda diam-diam merasa kehilangan?”
Pertanyaan tersebut harus dijawab secara jujur. Kalau berprestasi buruk, apakah karena ’salah orang’ atau ’salah tempat’? Kalau tampaknya hanya salah tempat cobalah beri kesempatan di tempat lain sekali, dua kali, hingga tiga kali, sampai ditemukan tempat dimana dia bisa bersinar. Kalau ternyata tidak bisa juga, mungkin memang dia berada di perusahaan yang tidak sesuai dengannya.
Kalau seseorang minta keluar, dan Anda sangat kecewa karena kehilangan dia, maka boleh jadi dia adalah orang yang tepat namun Anda tak mampu mempertahankannya. Bertindaklah jujur, kalau dia memang orang tepat rekrut lagi kalau dia mau kembali. Perusahaan lebih penting daripada ‘dendam’ pribadi. Bukankah boleh jadi dia dulu pergi karena tidak tahu telah berada di tempat terbaik?
Tugas Pemimpin
Tugas utama pemimpin adalah merekrut orang yang tepat dan terus mempertahankannya dalam tim. Setiap orang yang mau bergabung dapat dipastikan telah punya motivasi tinggi, tugas pimpinan hanyalah mempertahankan agar orang yang tepat tidak turun motivasinya (tidak terdemotivasi).
Seringkali penyebab perginya orang tepat bukanlah masalah uang, tapi karena pimpinan masih tetap mempertahankan orang-orang yang salah sehingga membuat frustasi orang-orang yang tepat. Perasaan tidak adil, karena orang tepat yang berprestasi terpaksa mengkompensasi kinerja buruk orang yang salah, adalah kasus umum ketika pimpinan tidak mampu tegas untuk mengeluarkan orang yang salah. Sering terjadi pada perusahaan yang sedang dilanda masalah, justru orang-orang terbaik yang keluar duluan, bukan karena oportunis, namun karena frustasi akibat kinerja buruk orang yang salah ditimpakan secara merata ke setiap orang, dan perusahaan tidak segera mengeluarkan orang yang salah tersebut. Akibatnya perusahaan itu makin memburuk dan bangkrut.
Kalau Anda berhasil merekrut orang yang tepat, maka tugas mengatur menjadi ringan (karena orang yang tepat mampu mengatur dirinya sendiri, dan membuat sistem yang teratur). Tugas pemimpin adalah :
1. merekrut orang yang tepat
2. mempertahankan agar tidak de-motivasi (tidak perlu memotivasi, mereka sudah punya motivasi tinggi sedari awal).
3. menempatkan di tempat tepat agar mampu berkontribusi maksimal.
Merenungi hasil penelitian Jim Collins dalam buku Good to Great dapat disimpulkan bahwa tim yang baik ibarat tim sepakbola kelas dunia. “Mandiri namun bergantung.” Artinya, setiap individu punya kemampuan mandiri untuk menyelesaikan tugasnya. Dia adalah salah satu yang terbaik di posisinya. Dalam tim sepakbola kelas dunia, kipernya adalah salah satu kiper terbaik di dunia. Gelandangnya adalah salah satu yang terbaik di dunia. Penyerangnya adalah salah satu yang terbaik di dunia. Semua individu di setiap posisi adalah salah satu yang terbaik di dunia. Mereka bekerja mandiri di posisi masing-masing, namun saling bergantung dalam keseluruhan tim. Terdapat kesalingtergantungan (interdependensi) untuk tujuan yang sama : mencetak gol dan tidak kebobolan gol. Barulah ketika setiap lini diberi orang yang tepat, tim tersebut berpeluang menjadi hebat.
Di mana posisi pemimpin? Ia ibarat manajer tim. Merekrut orang yang tepat (terkadang juga mengeluarkan orang yang salah). Menempatkan dengan tepat. Menjaga motivasi. Dan selanjutnya diserahkan kepada tim untuk bermain sebaik-baiknya di lapangan. Tim terbaiklah yang akhirnya juara.


0 komentar:

Posting Komentar

Leadership & People Development

Practical Coaching Konseling

Practical Coaching Konseling
Gabung KLIK Gambar atau Hubungi WhatsApp 085852316552

Corporate Trainer & Public Speaker

Certified HUMAN DEVELOPMENT