DAMPAK KEHANCURAN UBER AKIBAT KETIDAKSESUAIAN BUDAYA ORGANISASI
Artikel oleh :
Indira Maharani
- Praktisi HR Professional dan Organization Development Consultant
- Profesional Coach
- Penulis Buku Culture Energy - A Framework to Highly Engage Culture
Sejarah yang mencatat tentang kasus perusahaan transportasi UBER yang mengalami multiple crisis di dalam organisasinya, beberapa kasus terjadi dalam kepemimpinan CEO dan founder UBER Travis Kalanick.
Dimana sebuah kasus terjadi dengan mempengaruhi pola pikir organisasi menjadi Aggressive mindset, gerakan No-Prisoner, sejumlah catatan pencurian technology, pelanggaran perilaku sexual, bullying serta potensi kehilangan market utama di London.
Pada Agustus 2017 Dara Khosrowshahi sebagai CEO yang baru kemudian menyatakan Permohonan maaf secara public dan global atas apa yang terjadi pada UBER dia menyatakan di dalam kepemimpinan Travis Kalanick perusahaan telah mengambil resiko yang besar atas keputusan yang diambil serta kehilangan banyak hal yang penting bagi UBER.
Semua karyawan diminta untuk memiliki kemampuan yang dikenal sebagai UBER Competencies yaitu "Fierceness" (Ambisius) and "Super Pumpdness" (Antusiasme). Dengan CEO yang baru ia mencetuskan beberapa perubahan culture yang ia kenalkan secara global The New Eight Cultural Norms yang diinisiasi dari ide 1.200 karyawan mereka secara global, dan di voting 22.000 kali termasuk salah satunya "We Build Globaly, We live locally", "We celebrate Differences" dan hal yang mendasar dan tegas adalah tentang " We Do The Right Thing, Period".
Maka itulah sebuah dampak penanaman nilai atau culture bagi sebuah perusahaan, dan juga harga yang harus dibayar oleh semua pihak ketika culture sudah tidak lagi relevan serta tidak ditegakkan secara utuh bahkan bertentangan dengan norma sosial. Sehebat apapun mendirikan sebuah bangunan organisasi maka culture yang tidak sesuai tidak akan dapat menyelamatkan semua orang baik karyawan, business itu sendiri atau bahkan seorang CEO.
Mari Membuat organisasi kembali kepada arah yang diinginkan, sebagai misi dan eksistensi awal organisasi itu berdiri mencapai visi dengan saling berbagi kemanfaatan dan kebaikan semua pihak. Menanamkan nilai yang diyakini melalui perilaku yang sesuai dengan cita - cita luhur organisasi.
Teman-teman yang ingin belajar ilmu HRD, Manajemen SDM dan Pengembangan Diri secara GRATIS.
Semua sudah saya rangkumkan spesial untuk Anda di link ini
Halaman Facebook
https://www.facebook.com/YoungHRDIndonesia
Channel Telegram
https://t.me/YoungHRDIndonesia
Berminat belajar Transformasi Budaya Organisasi melalui Culture Energy bersama Coach Indira.
Hubungi :
Ringga Arie
HRM Learning Partner
0 komentar:
Posting Komentar