Oleh : Guruh Taufan
- Pakar Analisa Komunikasi Verbal & Non Verbal
- Penulis Buku Statement Analysis - Pendeteksi Kebohongan Paling Dahsyat
Seringkali otak kita terpukau dengan jawaban yang indah dan logis, padahal belum tentu jawabannya sesuai dengan makna yang sebenarnya. Di dalam sebuah wawancara kerja, terjadi sebuah dialog :
Interviewer : Apakah Anda lebih senang bekerja seorang diri atau dalam tim?
Kandidat : “Bergantung pada pekerjaan yang harus saya selesaikan. Tentu saja saya dapat bekerja dalam tim.”
Analisis Jawaban Kandidat : “Bergantung pada pekerjaan yang harus saya selesaikan" -> ada sisi lain jawaban yg sebenarnya dipilih oleh Kandidat. Artinya Kandidat masih memilih pekerjaan yang dilakukan seorang diri."
"Tentu saja saya dapat bekerja dalam tim.” --> dapat bekerja dalam tim tidak sama dengan senang bekerja dalam tim, artinya Kandidat justru menegaskan bahwa dirinya lebih memilih bekerja sendiri.
Kandidat ini tidak melakukan direct answer (jawaban langsung) pada pertanyaan interviewer, karena ada pertanyaan yang dianggap sensitif oleh Kandidat.
Di dalam interview membutuhkan suatu keahlian yang mengupas kata-kata atau kalimat sehingga dapat mengetahui makna-makna yang tersirat. Keahlian ini dikenal dengan Statement Analysis. Statement Analysis telah digunakan oleh Jerman sejak tahun 1954 untuk mengungkap berbagai macam kasus kriminal. Statement Analysis juga digunakan oleh FBI untuk melatih para agen-agennya agar handal dalam melakukan wawancara maupun interogasi.
"What you see, what you hear, nothing is what it seems"
- Apa yang Anda lihat, Anda dengar, tidak seperti yang tampak
Saya akan bantu Anda untuk mendalami ilmu di atas.
Silahkan hubungi :
Ringga Arie Suryadi
WhatsApp 085852316552
Testimoni Customer Buku Statement Analysis - Pendeteksi Kebohongan Paling Dahsyat
0 komentar:
Posting Komentar