Sejak dilahirkan ke dunia ini, manusia sudah diberikan “kendaraan” yang disebut dengan “Self”. Dengan “Self”, manusia bisa mengembangkan semua potensinya dan mencapai sesuatu yang tak pernah terbayangkan. Apalagi dengan dunia yang terus berubah, dibutuhkan manusia-manusia berkarakter driver yang berkompetensi, cekatan, gesit, berinisiatif, dan kreatif.
Selain karakter driver, ada juga yang disebut passenger. Jika diibaratkan seperti penumpang di dalam mobil, mereka boleh tertidur bahkan tak perlu tahu jalan pun, mereka sudah sampai pada tempat tujuan. Namun, tahukah Anda? Ternyata tanpa disadari mentalitas passenger sudah tertanam sejak anak masih kecil bahkan hingga anak sudah memasuki perguruan tinggi. Hal ini mengakibatkan lahirnya kaum muda yang cenderung pandai, namun output-nya adalah manusia-manusia ‘penumpang’.
Selain itu banyaknya generasi wacana yang timbul karena cara mendidik selama ini. Fokusnya adalah buku teks, yaitu memindahkan pengetahuan dari buku teks ke kertas ujian. Jadi pintar itu adalah pintar kertas, dan sarjananya mungkin saja sarjana kertas.
Akibat pendidikan yang demikian, fenomena passenger sangat menonjol dalam kalangan terdidik. Lalu saat menjalani peran sebagai eksekutif muda, mereka menjalani kehidupan rutin sehingga dikendalikan oleh autopilot-nya yang terprogram rapi, cenderung menghindari risiko. Bahkan di bangku kehidupannya mereka boleh mengantuk atau tertidur.
Berbeda dengan seorang manusia driver. Seorang driver jangankan tertidur, mengantuk saja tidak boleh. Mereka dipaksa untuk berenang, mengayuh, dan berlari cepat. Mereka harus inisiatif dan kreatif dalam menentukan jalan mana yang akan mereka lalui. Tentunya melatih hal tersebut bukanlah hal yang mudah, namun bukankah pendidikan diberikan untuk mengubah manusia?
Kursus ini akan memperkenalkan kepada Anda mental driver yang harus dimiliki dan mental passenger yang harus dihindari.
Sumber kursus : www.indonesiax.co.id
0 komentar:
Posting Komentar