sumber : artikel from Yant Subiyanto
Ini bukan mengada-ada, namun didasarkan studi yang ditemukan dalam
buku The E-Myth karya Michael Gerber dan Good to Great karya Jim
Collins.
Sekilas mereka memberikan saran yang kontradiktif. Gerber mengatakan
bahwa kunci keberhasilan perusahaan adalah sistem, artinya dia harus
dapat dijalankan oleh orang biasa-biasa saja, tidak perlu orang
hebat. Collins sebaliknya mengatakan bahwa kunci keberhasilan adalah
orang yang tepat, the right person. Dalam penelitiannya yang dimaksud
Jim Collins adalah orang dengan kemampuan di atas rata-rata orang
biasa. Siapa yang benar?
Alasan Gerber masuk akal. Lihatlah Mc Donald’s. Orang biasa yang
bekerja di sistem luar biasa akan menghasilkan burger yang luar
biasa. Sistem McD telah diterapkan pada sekitar 30.000 cabang di
seluruh dunia, dan tetap menghasilkan bisnis burger yang hebat.
Alasan Jim Collins sama kuatnya. Semula dia menyangka bahwa
keberhasilan perusahaan-perusahaan yang ‘good’ (prestasi seperti
rata-rata pasar) lalu melompat menjadi ‘great’ (prestasi minimal
3 kali dari rata-rata pasar, dan bertahan 15 tahun) dikarenakan suatu
visi baru, arah baru, strategi baru, dan setelah itu baru mencari
orang-orang yang cocok. Ternyata terbalik. Awalnya
perusahaan-perusahaan itu merekrut orang-orang yang tepat, lalu baru
bersama-sama menentukan arah kemana mau menuju. Salah seorang
eksekutif yang diwawancarai mengatakan, “Lihat, aku tidak tahu mau
kemana bis ini diarahkan. Aku hanya tahu hal ini: kalau kita
memasukkan orang-orang yang tepat ke dalam bis, menempatkannya di
kursi yang tepat, maka kita bisa tahu bagaimana membawa bis ini
membawa ke suatu tempat yang hebat.”
Dua sisi mata uang yang berbeda baru akan terlihat pada keping yang
sama setelah kita melihatnya dari tepi mata uang. Demikian pula
kontradiksi ’sistem’ atau ‘orang’ ini akan menjadi jelas bila
kita melihat dari sudut pandang yang tepat, yaitu kaitan antara
sistem dan orang.
Paradox :
Sulit untuk membuat yang mudah. Mudah untuk membuat yang sulit.
- khairul -
Anda bisa menggunakan komputer? Semakin mudah Anda menggunakan
komputer semakin sulit sebenarnya komputer itu dibuat. Bila Anda
merasa mudah menggunakan program MS Word, maka sesungguhnya program
software tersebut sangat sulit membuatnya. Bandingkan dengan bila
Anda menggunakan bahasa mesin komputer semisal Assembler. Ini adalah
pemrograman tingkat mesin yang sulit digunakan, dan karenanya dulu
relatif lebih mudah membuatnya (walau tetap sulit!) dibanding MS
Word. Pada Assembler asumsi penggunanya adalah orang yang ahli. Pada
MS Word asusmsi penggunanya adalah orang yang awam. Di balik semakin
mudahnya sesuatu digunakan, terkandung tingkat kesulitan yang semakin
tinggi saat membuatnya.
Demikian pula bila Anda perhatikan rumus-rumus yang menjelaskan alam
semesta. Semakin mudah rumus tersebut digunakan, semakin sulit
menemukan rumus tersebut. Lebih mudah menemukan satu rumus untuk
hanya satu hal (sehingga diperlukan banyak rumus untuk banyak hal).
Sangat sulit menemukan satu rumus yang bisa menjelaskan banyak hal.
Kesimpulannya : perlu orang yang hebat untuk merumuskan sistem
sederhana yang hebat.
Dan itulah yang ditemukan Jim Collins pada perusahaan-perusahaan yang
hebat, mereka menemukan resep sederhana yang hebat untuk sukses. Hal
itu didapat karena mereka memiliki orang-orang yang hebat.
Anda memerlukan orang-orang dengan kualitas di atas rata-rata untuk
membangun sebuah perusahaan yang berhasil.
Orang yang Tepat agar menjadi Hebat
Dimanakah titik temu antara orang tepat dan sistem hebat?
Orang yang tepat : orang yang mempunyai kinerja di atas rata-rata
orang biasa.
Sistem hebat : sistem yang bila dijalankan orang biasa tetap akan
mampu menghasilkan sesuatu yang luar biasa.
Hubungan keduanya akan terjadi seperti ini : Orang yang tepat akan
menghasilkan sistem yang hebat. Sistem yang hebat memungkinkan
direkrutnya lebih banyak orang tepat. Lebih banyak orang tepat
menghasilkan sistem yang lebih hebat. Dan seterusnya terjadi siklus
orang tepat – sistem hebat yang berulang menjadi spiral yang
membesar.
Spiral
Orang Tepat - Sistem Hebat (SEPIA Institute 2005)
Kriteria Orang yang Tepat
Bagaimana saya tahu sudah menemukan orang yang tepat?
Jim Collins memberikan petunjuk tentang kriteria orang yang tepat.
Intinya adalah memberikan bobot karakter lebih tinggi dibandingkan
latar belakang pendidikan, ketrampilan, pengetahuan khusus, bahkan
pengalaman. Bukan berarti keahlian tidak penting, namun diyakini
bahwa keahlian ‘lebih dapat dilatih’ dibandingkan karakter
seperti etika kerja, kecerdasan dasar, dedikasi memenuhi komitmen,
talenta, dan nilai-nilai diri. Karena itu Jim Collins memberikan 5
kriteria yang penting dari ‘orang yang tepat’, yaitu :
Kriteria 1 : memiliki nilai-nilai yang
selaras dengan Anda / perusahaan Anda
Dave Nassef dari perusahaan besar Pitney Bowes menyatakan contoh dari
Korps Marinir Amerika. Korps ini dikenal memiliki tim yang tangguh
dengan orang-orang terbaik. Apakah mereka berhasil menanamkan
nilai-nilai ke anggota? Sebetulnya adalah Marinir merekrut hanya
orang-orang yang mempunyai nilai-nilai sama dengan Korps. Selanjutnya
memberikan pelatihan yang diperlukan agar orang tersebut mampu
menjalankan misi. Pertanyaan, “Siapa mereka? Mengapa harus mereka?
Bagaimana mereka membuat keputusan dalam hidupnya?” akan memberikan
gambaran tentang nilai-nilai inti diri mereka.
Perusahaan baja Nucor bahkan sengaja membuat pabrik di wilayah kaum
petani yang memiliki budaya rajin bekerja. Para petani ini biasa
bangun pagi, bekerja dengan sangat baik hingga petang, dan di malam
hari berangkat tidur lebih awal. Ternyata setelah mereka bekerja di
pabrik baja juga menghasilkan kinerja yang luar biasa. Nucor menolak
mereka yang tidak memiliki nilai selaras dengan perusahaan. Akibatnya
di tahun pertama terjadi keluar pegawai hingga 50%. Namun sesudahnya
hanya sangat sedikit yang keluar setelah orang-orang yang tepat
berhasil ditarik masuk.
Kalau Anda selalu ingin berprestasi hebat, maka akan sulit bersama
dengan orang yang cukup sekedarnya saja. Kalau Anda menjunjung
kejujuran, maka akan sulit bekerja bersama orang yang kadang
mengabaikan kejujuran. Kalau Anda suka humor, mungkin sulit bersama
dengan mereka yang senantiasa skeptis (tentu saja humor tidak menjadi
kriteria kalau perusahaan tidak menjadikannya nilai perusahaan).
Kriteria 2 : Berpotensi menjadi salah satu
yang terbaik di bidangnya.
Orang yang tepat selalu menunjukkan ciri mampu menjadi salah satu
yang terbaik di bidangnya. Misalnya dia seorang desainer sampul buku,
maka dia memperlihatkan kinerja di atas rata-rata orang biasa. Orang
menyebutnya berbakat. Kalau dia seorang guru, maka dia menujukkan
ciri-ciri guru yang di atas rata-rata.
Untuk mereka yang menunjukkan kinerja istimewa, perusahaan tidak akan
pernah rugi memberikan gaji istimewa, misalkan 150% (satu setengah
kali) umumnya gaji orang di posisi yang sama. Nucor, perusahaan baja
yang sukses, memberi kiat : merekrut 5 orang dengan kemampuan setara
10 orang, dan digaji layaknya 8 orang. Artinya lebih baik merekrut 1
orang dengan kemampuan 2 orang, dan kemudian memberinya gaji di atas
rata-rata, daripada merekrut 2 orang dengan kemampuan biasa saja, dan
memberinya gaji standar (apalagi kalau memberinya gaji 1,5 gaji umum,
artinya masing-masing di bawah rata-rata!).
Kriteria 3 : Tidak perlu diatur.
Orang yang tepat mampu mengatur dirinya sendiri, juga mampu
memotivasi dirinya sendiri. Kalau Anda sibuk mengatur sesorang, atau
sibuk memotivasinya, maka besar kemungkinan Anda salah merekrut
orang.
Kriteria 4 : Mengemban tanggung-jawab, dan
mengetahui perbedaannya dari sekedar bekerja.
Orang yang hanya merasa ‘bekerja’ maka dia hanya akan
menyelesaikan tugasnya secukupnya. Orang yang merasa ‘mengemban
tanggung jawab’ maka dia akan terus berusaha memberikan yang
terbaik agar tanggungjawabnya terjaga.
Misalnya seorang guru yang hanya ‘bekerja’. Maka dia akan sekedar
mengajar sesuai kurikulum dan sesuai jadwalnya. Boleh jadi juga tidak
dengan perhatian penuh. Guru yang lain, yang ‘mengemban
tanggung-jawab’ menyadari bahwa apa yang ia berikan memberi manfaat
besar bagi siswa, bahkan salah mendidik saat ini akan berakibat fatal
bagi siswa di kemudian hari. Dengan demikian guru tersebut berusaha
memastikan siswa akan mendapat ilmu yang berguna bagi dirinya kelak.
Seorang yang bekerja di perusahaan listrik dia menyadari bahwa
tanggung jawabnya sangat besar. Bagaimana bila listrik mati saat ada
orang sakit parah sedang mau dioperasi? Mengemban tanggung jawab
menjadikan kegiatan pekerjaan lebih dari sekedar menjalankan tugas.
Orang yang tepat senantiasa memandang posisinya sebagai pengemban
tanggung jawab.
Kriteria 5 : Anda sedih kalau dia pergi.
Anda tetap akan merekrutnya
kembali andai dia kembali.
Pertanyakan hal berikut, “Bila seseorang
berprestasi buruk, lalu Anda punya kuasa untuk melepas atau merekrut
lagi, apakah Anda tetap akan merekrutnya? Bila
sesorang minta ijin keluar karena ada peluang lain, apakah Anda
diam-diam merasa kehilangan?”
Pertanyaan tersebut harus dijawab secara jujur. Kalau berprestasi
buruk, apakah karena ’salah orang’ atau ’salah tempat’? Kalau
tampaknya hanya salah tempat cobalah beri kesempatan di tempat lain
sekali, dua kali, hingga tiga kali, sampai ditemukan tempat dimana
dia bisa bersinar. Kalau ternyata tidak bisa juga, mungkin memang dia
berada di perusahaan yang tidak sesuai dengannya.
Kalau seseorang minta keluar, dan Anda sangat kecewa karena
kehilangan dia, maka boleh jadi dia adalah orang yang tepat namun
Anda tak mampu mempertahankannya. Bertindaklah jujur, kalau dia
memang orang tepat rekrut lagi kalau dia mau kembali. Perusahaan
lebih penting daripada ‘dendam’ pribadi. Bukankah boleh jadi dia
dulu pergi karena tidak tahu telah berada di tempat terbaik?
Tugas Pemimpin
Tugas utama pemimpin adalah merekrut orang yang tepat dan terus
mempertahankannya dalam tim. Setiap orang yang mau bergabung dapat
dipastikan telah punya motivasi tinggi, tugas pimpinan hanyalah
mempertahankan agar orang yang tepat tidak turun motivasinya (tidak
terdemotivasi).
Seringkali penyebab perginya orang tepat bukanlah masalah uang, tapi
karena pimpinan masih tetap mempertahankan orang-orang yang salah
sehingga membuat frustasi orang-orang yang tepat. Perasaan tidak
adil, karena orang tepat yang berprestasi terpaksa mengkompensasi
kinerja buruk orang yang salah, adalah kasus umum ketika pimpinan
tidak mampu tegas untuk mengeluarkan orang yang salah. Sering terjadi
pada perusahaan yang sedang dilanda masalah, justru orang-orang
terbaik yang keluar duluan, bukan karena oportunis, namun karena
frustasi akibat kinerja buruk orang yang salah ditimpakan secara
merata ke setiap orang, dan perusahaan tidak segera mengeluarkan
orang yang salah tersebut. Akibatnya perusahaan itu makin memburuk
dan bangkrut.
Kalau Anda berhasil merekrut orang yang tepat, maka tugas mengatur
menjadi ringan (karena orang yang tepat mampu mengatur dirinya
sendiri, dan membuat sistem yang teratur). Tugas pemimpin adalah :
1. merekrut orang yang tepat
2. mempertahankan agar tidak de-motivasi (tidak perlu memotivasi,
mereka sudah punya motivasi tinggi sedari awal).
3. menempatkan di tempat tepat agar mampu berkontribusi maksimal.
Merenungi hasil penelitian Jim Collins dalam buku Good to Great dapat
disimpulkan bahwa tim yang baik ibarat tim sepakbola kelas dunia.
“Mandiri namun bergantung.” Artinya, setiap individu punya
kemampuan mandiri untuk menyelesaikan tugasnya. Dia adalah salah satu
yang terbaik di posisinya. Dalam tim sepakbola kelas dunia, kipernya
adalah salah satu kiper terbaik di dunia. Gelandangnya adalah salah
satu yang terbaik di dunia. Penyerangnya adalah salah satu yang
terbaik di dunia. Semua individu di setiap posisi adalah salah satu
yang terbaik di dunia. Mereka bekerja mandiri di posisi
masing-masing, namun saling bergantung dalam keseluruhan tim.
Terdapat kesalingtergantungan (interdependensi) untuk tujuan yang
sama : mencetak gol dan tidak kebobolan gol. Barulah ketika setiap
lini diberi orang yang tepat, tim tersebut berpeluang menjadi hebat.
Di mana posisi pemimpin? Ia ibarat manajer tim. Merekrut orang yang
tepat (terkadang juga mengeluarkan orang yang salah). Menempatkan
dengan tepat. Menjaga motivasi. Dan selanjutnya diserahkan kepada tim
untuk bermain sebaik-baiknya di lapangan. Tim terbaiklah yang
akhirnya juara.
0 komentar:
Posting Komentar