Sumber : http://www.belajarnlp.com/
Baik, tulisan kali ini melanjutkan tentang tips menghadapi wawancara kerja dengan menggunakan ilmu NLP. Ilmu ini bukan untuk memanipulasi jawaban Anda pada penginterview, namun ilmu ini adalah untuk memastikan bahwa jika Anda memang seorang yang bagus, jangan sampai salah menjawab dengan strategi linguistik yang keliru.
Di luar sana, sudah banyak tips tentang ini, apa bedanya dengan tips ala NLP? Jelas dong, bedanya adalah ini menggunakan teknik linguistik berkekuatan hipnotik NLP yang sudah disesuaikan dengan bahasa awam, jadi menjadi sangat konversasional sekali.
Topik kali ini adalah untuk menjawab pertanyaan: “Apa kelemahan Anda?”
Sebelum Anda menuai manfaat besar dari artikel ini, mungkin Anda pernah mendapatkan tips dari suatu sumber lain, untuk menjawab pertanyaan itu.
Beberapa tips yang terkenal diluar sana adalah:
- “Kelemahan saya adalah orangnya suka lupa waktu kalau bekerja!”.
- “Kelemahan saya adalah terlalu perfeksionis!”
- dan lain-lain
Mungkin Anda pernah terpikir bahwa jawaban seperti itu akan mengecoh interviewer dan membuat mereka bangkit semangatnya untuk menerima Anda jadi karyawan?
Well, hal itu sama sekali tidak akan terjadi, kecuali interviewer Anda bodoh sekali dan belum pernah bekerja.
Yang terjadi justru Anda akan dilihat sebagai pembohong psikologis, dan suka memuji sendiri. Dan yang paling buruk adalah, jika mereka interviewer berpengalaman, maka mereka tahu bahwa pertanyaan itu adalah tujuannya untuk menilai apakah seorang calon mampu mengevaluasi dirinya sendiri?
Jadi membalik dengan kesombongan semacam ‘lupa waktu kerja’, ‘perfeksionis’, jutsru akan membuat Anda dianggap tidak mampu melakukan evaluasi diri seperti itu.
Ingat, setiap orang memiliki kelemahan, dan perusahaan mencari orang yang mampu mengenali dan belajar dari kelemahannya. Agar mereka tidak melakukan kesalahan yang berulang yang akan merugikan perusahaan.
CARA MENJAWAB ALA NLP
Pertanyaan “Apa kelemahan Anda?”, didisain untuk mencari tahu apakah calon karyawan ini mampu mengevaluasi diri, dan mengatasi kelemahannya. Jadi Anda perlu menyelaraskan (‘pacing’ – istilah NLP-nya) jawaban Anda dengan cara kerja pertanyaan itu.
Jadi, buatlah jawaban Anda mengikuti logika seperti ini:
1. Selaraskan jawaban Anda
Akui Anda punya kelemahan “di masa lalu", dan pilih sebuah kelemahan yang tidak terlalu berat. Lakukan strategi linguistik dengan menggunakan kata “Dulu saya pernah”. Kata “dulu pernah” adalah sahih dalam memberikan suatu pengakuan, namun sekaligus diam-diam membatasinya dalam tenggat waktu tertentu. Ingat, “dulu saya pernah”, artinya adalah “sekarang saya sudah tidak”.
Di tahap ini Anda menyiratkan sebagai sosok yang tidak memiliki masalah untuk bersedia mengevaluasi diri sendiri, dan sekaligus tidak sombong.
2. Uraikan bahwa Anda mengerti efek dari kelemahan itu
Kemudian jelaskan, apa efek kelemahan itu bagi Anda, dan bagaimana itu membawa kerugian untuk Anda maupun perusahaan sebelumnya. Jangan didramatisasi, cukup tunjukkan saja bahwa Anda mengerti dengan baik dan jelaskan secara balance dari berbagai aspek.
3. Tunjukkan bahwa Anda BELAJAR dari peristiwa itu
Interviewer mencari calon yang mampu belajar dari kesalahan. Maka, gunakan strategi lingustik : “Dari peristiwa itu, saya benar-benar BELAJAR bahwa ....”
Kata ‘benar-benar’ menunjukkan efek generalisasi penuh (disebut Universal Quantifier dalam NLP). Tunjukkan benar-benar apa yang Anda pelajari di situ, bagaimana kerja keras Anda menyelesaikan kelemahan ‘yang dulu pernah’ Anda miliki itu.
Disini Anda sedang ‘mengirimkan pesan’ bahwa Anda kapabel melakukan evaluasi diri. Bukankah ini merupkan sesuatu yang disukai oleh interviewer.
4. Nyatakan keputusan Anda berubah
Tutup dengan pernyataan bahwa Anda setelah itu memutuskan secara bulat untuk mengubah kelemahan Anda. Jelaskan apa yang Anda lakukan untuk perubahan itu, dan bagaimana efeknya bagi kehidupan Anda yang lebih baik akhirnya. Jelaskan pula bagaimana pengorbanan yang Anda lakukan untuk berubah.
Strategi linguistiknya adalah “Akhirnya, setelah itu saya secara bulat memutuskan untuk berubah sehingga...., dst ....”
Apakah Anda bisa melihat bagaimana teknik di atas bekerja dengan baik untuk meyakinkan interviewer Anda?
Ingat, teknik di atas menggunakan berbagai linguistik NLP, namun sudah saya sederhanakan. Dengan demikian, teknik ini jadi makin mudah dipraktekkan karena Anda tidak perlu dibebani dengan menghapalkan istilah-istilah.
Bagi Anda yang berminat belajar Manajemen SDM dan HRD
Join Halaman Telegram Komunitas Young HRD Indonesia